Mohon tunggu...
Hasan Lukman
Hasan Lukman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seseorang yang sedang mencari "sesuatu" di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengemis dan Spanduk Walikota

16 Januari 2014   11:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang perempuan paruh baya duduk di tepi jalan sepi memangku seorang anak perempuan berumur sekitar lima tahun. Langkah mereka tercekat, tidak tahu harus pergi kemana lagi untuk mencari makan. Angin malam membelai tubuh, dan pakaian mereka yang lusuh.

Sebuah sedan hitam melaju perlahan di depan mereka hendak memberi sedikit rupiah. Namun ketika sedan hitam itu hendak berhenti, tiba-tiba sopir sedan hitam itu mengurungkan niatnya ketika membaca spanduk yang dibentangkan di atas perempuan paruh baya dan anaknya itu. Beberapa detik kemudian, sedan hitam itu pun pergi menghilang. Perempuan paruh baya itu mengerutkan kening, tidak mengerti dengan apa yang sedang menimpanya.

Ia menyadari bahwa penyakit buta huruf yang dideritanya selama bertahun-tahun mencegahnya memahami makna dari kalimat yang tercetak dalam spanduk itu. Namun dia sama sekali tidak menyadari bahwa sebuah spanduk bertuliskan "Berhenti Memberikan Uang Kepada Pengemis -- Sedekahkan Uang Kepada Yang Lebih Berhak" sedang memayungi tubuh dan nasibnya. Dan pada akhirnya pengemis itu hanya bisa bersikap pasrah, membiarkan angin malam menemani tidur dan mimpinya...

seperti biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun