Mohon tunggu...
Rena Siva
Rena Siva Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

https://www.wattpad.com/user/Rena_Siva Instagram : rena_siva08 Salam kenal. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Hanya satu pesan jangan menyalin karya saya tanpa izin ya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dream & Love Part 1 | 03 Anak Baru (03)

22 Februari 2017   13:16 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:26 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://referensi.data.kemdikbud.go.id

4 sekawan pagi ini berangkat sekolah bersamaan. Eva berboncengan dengan Nena, Rojak mengendarai motor sendiri sedangkan Sena berboncengan dengan Kakaknya. Di sepanjang perjalanan Nena terkadang menatap Kak Nowy yang sedang fokus mengendarai motornya. Nena belum bisa melupakan rasa bersalahnya tadi pagi dan menyesal kenapa dia tadi harus mencueki Kak Nowy yang lebih sering ngobrol dengan perempuan itu.

Sampai di sekolah mereka berempat kesiangan dan beruntung masih ada waktu 5 menit sebelum bel berbunyi. Saat berjalan menuju kelas mereka, mereka heran kenapa banyak anak-anak yang belum masuk kelas mereka malah berdiri di ruangan Kepala Sekolah dan jalan menuju kelas mereka. Karena mereka takut telat, mereka hanya fokus berjalan menuju kelasnya. Teman-teman sekelas juga malah banyak yang masih diluar dan bahkan banyak yang mengobrol bukannya menyiapkan buku mereka. 4 sekawan bingung dengan keanehan hari ini karena hal seperti ini jarang terjadi di sekolahan tersebut.

Bel masuk sekolah pun berbunyi anak-anak kemudian masuk kelas dan duduk di tempat duduknya masing-masing. Dari arah jendela kelas tampak seorang Guru berjalan dengan anak laki-laki yang menggunakan topi. Anak-anak banyak yang melihat ke arah mereka berdua termasuk Eva dan Nena, mereka penasaran dengan anak tersebut. Rojak dan Sena  tidak melihat ke arah Guru dan anak itu tapi yang malah melihat papan tulis.

Pak Guru dan anak tersebut tiba di kelas dan berdiri tepat dihadapan anak-anak. Guru tersebut memperkenalkan anak tersebut dan menjelaskan jika ada anak baru di kelas ini. Dia meminta anak itu untuk melepas topinya dan memperkenalkan diri dihadapan teman-teman barunya.

“Selamat pagi teman-teman, perkenalkan nama gue Steven Rico Abraham atau lebih sering dipanggil Rico. Senang berjumpa dengan kalian semoga kita dapat menjadi teman baik” Anak itu kemudian melepas topinya.

Begitu terkejutnya teman-teman sekelasnya termasuk Eva dan Nena ternyata anak baru tersebut adalah idola yang banyak disukai remaja saat ini. Mereka langsung heboh dengan kehadiran Rico. Rojak pun heran kenapa harus ada anak baru ini di kelasnya yang membuat kehebohan di kelasnya. Sena pun juga berfikir kenapa anak laki-laki yang kurang sopan ini masuk ke sekolahnya padahal masih banyak sekolah yang bagus di Jogja.

“Anak-anak tenang-tenang” Pak Guru berusaha memenangkan murid-muridnya yang pada heboh. Ia pun mempersilahkan Rico duduk dan dia memilih untuk duduk samping Rojak yang kebetulan masih kosong dan tepat di belakang Eva. Eva semakin tidak karuan ketika Rico berjalan menuju tempat duduknya.

Pak Guru kemudian meminta murid-murid untuk membuka bukunya untuk memulai pelajaran hari ini. Banyak anak yang tidak bisa fokus dengan pelajaran yang diajarkan guru mereka dan malah banyak yang fokus ke anak baru termasuk Eva yang terkadang curi-curi pandang kearah belakang.

Pelajaran pun berakhir dan saatnya murid-murid istirahat. Teman-teman sekelas terutama yang cewek banyak yang langsung menuju ke meja Rojak untuk menemui idolanya itu tidak ketinggalan Eva dan Nena malah ikut-ikutan bahkan adik kelas pun masuk ke kelas tersebut. Rojak hampir saja tidak bisa keluar dari gerombolan teman-temannya itu.

Akhirnya dari 4 sekawan hanya Sena dan Rojak yang memutuskan untuk makan siang di kantin. Di perjalanan ke kantin mereka saling ngobrol bersama.

“Nen... Tampaknya kepopularan dan karismaku mulai menurun di sekolahan ini karena dia” Keluh Rojak dengan muka kecewa dan belum bisa menerima keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun