Mohon tunggu...
S. Haryani C.
S. Haryani C. Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Writer

DM for Collaborate Artikel, Esai, Puisi, Narasi, dan Notulen Pertemuan 📍 Surabaya, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar Menulis Opini

18 November 2015   14:25 Diperbarui: 18 November 2015   14:33 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Piramida Sesungguhnya dan Piramida Terbalik (Teknik Penulisan Opini):

Adanya persaingan tulisan yang amat ketat, maka untuk memudahkan tulisan opini Anda diterbitkan oleh redaktur suatu surat kabar, Anda perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Aktual

Tulisan harus bersifat aktual, masih hangat-hangatnya untuk diperbincangkan. Istilahnya, World cannot receive.

  1. Peg

Peg adalah fakta yang ramai diperbincangkan dalam masyarakat. Peg bisa diartikan sebagai cantolan, yang menjadi sorotan kuat dalam isu masyarakat. Istilahnya, World cannot see.

  1. Angle

Angle adalah pengambilan masalah dengan angle yang tepat akan menarik perhatian masyarakat. Istilahnya, World does not know.

  1. Orisinal

Merupakan sifat tulisan yang harus dimiliki oleh penulis, terutama tentang ide/ gagasan. Dengan menjadi diri sendiri dan berani berbeda dari yang lain akan memunculkan ciri khas penulis. Istilahnya, Will dwell in Disciples.

Yang harus dihindari dalam menulis opini adalah sebagai berikut:

  1. Tidak memplagiat karya orang lain.

Penulis terburuk adalah penulis yang bersifat plagiat. Tidak ada kredibilitas yang tinggi dalam menulis. Jika tulisan tersebut hasil plagiat, maka lebih baik tidak usah menulis. Malah akan memperburuk namanya sendiri.

  1. Tidak menjadi ghostwitter.

Ghostwritter biasanya dilakukan oleh orang-orang yang gila eksistensi. Padahal eksistensi bukan segalanya. Bagi penulis (saya), seorang penulis yang baik memosisikan dirinya sebagai penulis yang apa adanya. Tidak mengada-adakan diri dan tidak membohongi publik. Menjadi jujur dan menjadi diri sendiri adalah kunci sukses suatu keberhasilan dan kelanggengan eksistensi yang turut mengikutinya.

  1. Tidak mengirim tulisan yang sama ke lebih dari satu media massa

Penulis yang gegabah pasti akan mengirimkan satu tulisan ke banyak media massa. Padahal tindakan seperti ini akan sangat fatal bagi masa depannya. Kredibilitas seorang penulis akan dipertanyakan. Nama penulis akan masuk ke dalam blacklist beberapa surat kabar, sehingga secara tidak langsung redaktur surat kabar akan malas membaca karyanya.

Menurut cerita, redaktur surat kabar jarang sekali membalas tulisan-tulisan yang masuk dan diterbitkan. Penulis yang baik akan menunggu selama 2 pekan dengan mengincar surat kabar yang menjadi tujuannya. Setelah 2 pekan lebih berlalu, penulis yang baik akan mengirimkan surat penarikan/pencabutan karya untuk dikirimkan ke media lain. Hal tersebut mamapu memperbaiki kredibilitas penulis. Adanya surat penarikan karya/tulisan pun merpakan bukti yang cukup kuat untuk mempertahankan kredibilitas penulis.

  1. Konsekuensi hukum ditanggung penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun