Mohon tunggu...
Hartati Babai
Hartati Babai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengaruh Inflasi terhadap Ekonomi Indonesia

30 November 2022   14:57 Diperbarui: 30 November 2022   15:24 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh masalah ekonomi dunia nyata dan masalah moneter di dalam negeri. Kedua masalah ekonomi tersebut menyebabkan inflasi di dalam negeri. Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umumdan terusmenerus. Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), link ke metadata SEKI-IHK. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara mitra dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (Administered Price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi.
Faktor penyebab demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. 

Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan kegiatan ekonominya. Ekspektasi inflasi tersebut dapat bersifat adaptif atau forwardlooking.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajak pelaku ekonomi kreatif (ekraf) meningkatkan efisiensi dengan kolaborasi menghadapi tantangan inflasi akibat tekanan ekonomi global. Ia mengatakan, saat ini dunia termasuk Indonesia sedang menghadapi tekanan ekonomi dengan naiknya harga-harga komoditas. "Ini mengakibatkan ongkos produksi bagi pelaku UMKM khususnya di sektor ekonomi kreatif menjadi penuh dengan tantangan. Saya ingin memberikan salah satu solusi untuk menghadapi permasalahan naiknya harga-harga ini adalah, kita bisa meningkatkan efisiensi melalui kolaborasi," ujar Sandiaga Uno dalam siaran pers. Ia menambahkan, pelaku ekraf dapat bekerja sama langsung dengan petani dalam memperoleh bahan-bahan baku untuk produksi.

Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena: Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan, fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit perhitungan. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-primer dan barang- barang mewah. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif, yaitu penumpukkan kekayaan seperti : tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi kearah produktif seperti : pertanian, peternakan, pertambangan, industrial, perdagangan, transportasi, jasa dan lainnya.

Menurut opini saya Inflasi dalam dunia ekonomi memberi pengaruh negatif terhadap daya beli dan tingkat kesejahteraan masyarakat secara luas. Hal ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi, investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. 

Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil, pendapatan masyarakat akan terganggu, menghambat investasi, dan ketidakpastian stabilitas ekonomi. Maka dari itu, mengatasi inflasi merupakan salah satu sasaran utama kebijakan moneter. Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah, maupun kebijakan suatu negara. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya inflasi dapat dikendalikan sesuai tingkat yang diinginkan

Saran atau masukan Kebijakan moneter pemetrintah yang dapat dilakukan untuk mengurangi inflasi ialah Pengaturan jumlah uang yang beredar, misalnya dengan menggunakan uang giral. Politiik pasar terbuka ( jual beli surat berharga). Dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang yang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah. Bank sentral menggunakan tingkat diskonto ( diskon rate). Discount rate adalah tingkat diskonto untuk pinjaman yang diberikan oleh bank sentral kepada bank umum. Apabila tingkat diskonto dinaikan maka gairah bank umum untuk meminjam makin kecil, sehinggga cadangan bank sentral akan menurun. Dan itu membuat uang yang beredar turun. Sehingga inflasi dapat ditekan.
 

Ada beberapa solusi untuk mengatasi inflasi: Reformasi terhadap sistem moneter dengan menghubungkan antara kuantitas uang dengan kuantitas produksi. Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan dan belanja yang tidak bermanfaat. Larangan menyimpan (menimbun) harta dan mendorong untuk menginvestasikannya. Meningkatkan produksi dengan memberikan dorongan kepada masyarakat secara materil dan moral. Menjaga pasokan barang kebutuhan pokok, Selain itu inflasi dapat dikendalikan dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan moneter dan fiskal antara lain; Penggunaan mata uang uang yang stabil (dinar dan dirham), Menurunkan tingkat suku bunga (riba) atau zero intres, Meningkatkan daya serap uang pada kegiatan sektor riil dan investasi, Menghindari perdagangan spekulasi uang (maisyir), Memaksimalkan perolehan zakat dan menjadikan zakat sebagai instrumen kebijakan fiskal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun