Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Satu Hari Sebelum Natal

25 Desember 2015   18:12 Diperbarui: 25 Desember 2015   18:12 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi: ©Shutterstock"][/caption]Satu hari sebelum natal
: kota menjelma lautan cahaya,
toko-toko mainan tutup lebih awal
dan kita; saling berdoa dengan kiblat yang berbeda.

Di sebuah tempat yang belum bernama, 
satu hari sebelum natal
: Pak Tua menggantungkan mantelnya di pohon 
bertelanjang dada tanpa celana
saat musim sedang gigil. Ia nyalakan pemantik, 
membakar sunyi. Hangat sekali, pikirnya.
Adakah dedaunan, atau ranting,
atau apapun yang kering
bisa mengganti sunyi sebelum habis 
dilahap api?

Satu hari sebelum natal,
langit serupa siluet perempuan yang
menagis dekat jendela
: suara itu gemuruh yang gaduh, 
bayangannya jatuh seperti bunga
yang mati digugurkan sepi
tapi, sejak lama saya tak mengenalinya.

Satu hari sebelum natal
: kita sama-sama pernah belajar
perihal sesal;
namun sejak lama kita amini.

Satu hari sebelum natal
kamu berjalan ikuti perginya bayangmu
saya pergi mengikuti tangismu.

Perpustakaan Teras Baca, 25 Desember 2015


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun