Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Lelaki yang Menemui Kenangannya di Batang Jalan Panjang yang Sepi yang Sunyi

9 Januari 2019   22:22 Diperbarui: 11 Januari 2019   16:56 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay/Daniel_Nebreda

Ia hidup di jalan-jalan gelap
dan tumbuh ditiap pertemuan-pertemuan malam,
mukanya tirus karena jarang makan,
rambutnya awut-awutan.

Di bawah sorot lampu jalan,
laki-laki itu menghisap rokok sangat dalam.
Ada yang ingin dibuangnya
ke udara; ke ruang yang tak ada batasnya.

Ia hidup di jalan-jalan gelap
yang berbau melati.
Jalan itu jalan kematiannya.

Sambil membawa kumpulan puisi W.S. Rendra
dan Madilog - Tan Malaka,
aroma tubuh dan jejak langkahnya mudah ditemukan.
Adakah sebuah tempat untuk sembunyi?

Malam adalah sunyi.
Angin adalah sepi.

Laki-laki itu ditimpa kemalangan
karena hidup di zaman pemberontakan.
Di sekolah, ia diajarkan untuk menurut,
tapi di jalan, orang-orang sibuk menuntut.

Laki-laki malang itu ingin sembunyi.

Beberapa orang datang,
semuanya menggunakan jas kulit hitam
seperti ingin memberi pertolongan.
Ia dibawa lari.
Disembunyikan sampai tak lagi ditemukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun