Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apapun Alasannya, Jika Man-U Ingin Menang atas Arsenal, Silakan

29 April 2018   03:49 Diperbarui: 9 Mei 2018   13:30 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester United vs Arsenal 1926. -- Getty Image (@historyinmoment)

Setidaknya ada beberapa --jika tidak ingin menyebut 'banyak', tentu saja-- yang keliru dari apa yang ditulis havis dalam preview pertandingan Man-U kontra Arsenal. Dari panjang-lebar ulasannya itu, havis menyimpulkan: Manchester United unggul atas Arsenal.

Lucu.  Bagi siapapun yang sudah membaca akan terhibur oleh ulasan havis  tersebut. Bahkan, bisa jadi, ulasamnya itu adalah guyon terbaiq  --sepanjang sejarah Premier League digelar. Alasannya: havis mencoba  meramal pertandingan (terakhir) Arsene Wenger itu karena dua hal: (1)  rekor pertemuan kedua tim dan (2) karena havis merupakan fans Man-U itu  sendiri.

Mungkin ada baiknya bahas yang kedua dulu. Bagaimana?

Meramal  sebuah pertandingan berdasar (tim) kesukaan. Tentu ini tidak keliru.  Sah saja. Sometime... keberpihakan itu perlu agar supaya seru. Hanya  itu, selebihnya sekadar manis yang disajikan. Ingatan yang dikurasi,  memilih mana yang baik dan mengesampingkan yang buruk. Memilah ingatan  dengan periode waktu yang serampangan.

Tidak perlu watir. Wabah  semacam itu sedang digandrungi oleh banyak orang belakangan ini.  Mengkritik dengan cara terburuk: memuji. Sebenarnya tidak perlu imbang  antara baik dan buruk. Percayalah setiap keputusan dan kebijakan mesti  dikritisi. Sebab, berbuat 'benar saja' tidak akan cukup.

Sekadar  saran, boleh kalian --havis, khususnya-- coba dengan ikuti atau tidak:  mulailah menjaga jarak yang cukup jauh untuk sesuatu yang ingin  didukung. Apapun, tim sepakbola, partai politik, politisi, atau kopi  yang digiling maupun digunting. Bebas.

Akan saya kutip utuh bagian yang menyedihkan itu dari apa yang havis tulis:

Dari statistik tersebut United unggul dengan 23 kali menang, sementara Arsenal "cuma" 13 kali menang, dan sisanya imbang.

Kemudian dilanjut dengan ini:

United  berhasil menaklukan Arsenal 3-1 di Emirates Stadium. Padahal United  saat itu harus bermain dengan 10 orang setelah Paul Pogba kena kartu  merah.

Lihat. Bagaimana cara havis melihat data  statistik yang dilepas dari konteksnya. Jika ini sebuah hadist, sudah  tentu ini tidam sahih. Jika benar membaca pertandingan semudah itu, maka  sepakbola akan bermula dan berhenti di meja judi.

Dan ini sudah  masuk pada bagian kedua, tentu saja. Dan, barangkali, havis sendiri lupa  --saya kutip pembuka tulisannya-- kalau "Liga Inggris memang sudah  menahbiskan Manchester City sebagai juara musim ini sejak pekan ke-33".  Ini adalah kata kuncinya dan konteks pertandingan Man-U dengan Arsenal  nanti sama seperti pertandingan musim lalu. Pada bagian itulah havis  mengaburkan data.

Jika ingin mengkritik dengan data, sesuai  anjuran presiden Jokowi, semestinya tidak mengaburkan konteks. Semisal:  utang Indonesia bisa saja dilihat baik, bila dibandingkan dengan 'tidak  ada satupun negara maju yang berutang' dan utang dilakukan untuk  pembangunan infrastruktur. Namun, utang Indonesia tentu sangat bisa jadi  masalah ketika --dan ini fakta-- 33 proyek pembangunan pelabuhan di  Indonesia sebagian mangkrak di tengah jalan.

Tunggu, sampai di sini havis paham?

Anggaplah havis paham. Lalu, mari masuk pada bagian kontek pertandingan Man-U dengan Arsenal.

Sungguh,  havis benar-benar keliru, jika ia menganggap pertandingan ini sebatas  'pertandingan antara Manchester United dan Arsenal sering dibumbui  perkelahian di dalam lapangan'. Oh... ingin rasanya mengumpat. Damnsitlol. Bagaimana mungkin sebuah pertandingan besar dinilai dari  seberapa sering kedua tim berkelahi?

Jika logika --oh, tidak perlu  logika, cukup cara bernalar-- seperti itu yang digunakan, sama saja  menerima pernyataan Tuan Besar Persib Bandung kalau mereka (baca: Persib  Bandung) jauh dianggap lebih pantas mewakili Indonesia di level Asia  karena memiliki jumlah suporter yang banyak. Itu karena Bhayangkara FC  secara administratif tidak memenuhi standar meski mereka menjuarai Liga 1  Indonesia.

Dua hal yang, barangkali, menjadi pusat pertandingan  Man-U kontra Arsenal nanti. Tentu ini merupakan (1) laga terakhir Wenger  di Old Trafold bersama Arsenal. Ini erat kaitannya dengan Sir Fergie.  Dan (2) prioritas Arsenal tentu untuk Europa League.

Kembali. Ini  tentang ingatan yang dikurasi. Jika melihat poin kedua, maka sepakat  atau tidak, bahwa kondisi itulah yang kini terjadi. Dan pada kondisi  yang sama seperti musim lalu: Arsenal menang dua gol tanpa balas atas  Man-U.

Kondisi yang terjadi pada pertandingan itu adalah Man-U  tengah mengistirahatkan pemain utamanya untuk pertandingan final Europa  League. Lawan yang mereka hadapi adalah Ajax Amsterdam. Sebenarnya tanpa  pemain utamanya disimpanpun, Man-U sudah bisa dipastikan keluar sebagai  juara dan berhak untuk berlaga di Liga Champions musim berikutnya  --meski mereka, musim lalu, finis di bawah Arsenal.

Statistik pertandingan musim lalu. (Sumber: Google Stats)
Statistik pertandingan musim lalu. (Sumber: Google Stats)
Tidak perlu pusing membaca statistik pertandingan. Intinya malam itu Arsenal menang.

Dan  kondisi seperti itu pula yang terjadi sekarang. Fokus Arsenal adalah  Europa League. Secara sadar atau tidak, Wenger tengah mengikuti jalan  sunyi Mourinho untuk bisa berlaga di Liga Champions musim depan.  Setidaknya, itu kado terakhir yang bisa Wenger berikan untuk Arsenal  --selain Auba!

Yha. Laga pertama Arsenal kontra Atleti memang  berakhir imbang. Arsenal unggul pemain dan Atleti unggul gol tandang.  (Untuk ini, akan ada bahasannya sendiri. Di mana Arsenal sudah  dipastikan lolos --atau bahkan juara-- Europa League sejak menit 9, di  mana pemain Atleti di kartu merah)

Ini lebih dari sekadar  memenangkan pertandingan yang dipertaruhkan, kata Wenger. Dan terkait  pertandingan terakhirnya dengan Man-U --wabil khusus, rekan serivalnya,  Sir Fergie-- ini tentang bagaimana dua orang manajer yang melakukan  pekerjaannya di klub sepak bola profesional. Pertandingan terakhir itu,  kata Wenger, untuk memberi dan menyimpan baik-baik ingatan tersebut.

Jadi, apapun alasannya, jika Man-U ingin menang atas Arsenal, silakan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun