Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebuah Narasi untuk Memahami "Kukila"

7 Januari 2018   19:12 Diperbarui: 13 April 2018   22:39 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ketika puisi diversuskan dengan berita. dan reportasenya tidak kering, melainkan bertutur & terlalu sarat emosi. puisinya kalah.--- b. e. widha karina (@bewidha) October 26, 2017

***

Namun, apa Widha benar dan Mbak Nur juga benar? Meski JokPin, bahkan secara tidak langsung, mengamini pendapat Widha dan Mbak Nur. Katanya, "..., bagaimanapun Aan seorang penyair. Di sana-sini muncul jalinan kata-kata bernapaskan puisi yang tidak jarang membuat bahasa ceritanya lebih bunyi."

Gini ya. Kalau kalian-kalian baru ngefans sama Aan Mansyur pas baca buku puisinya "Tidak Ada New York Hari Ini", gak usah nganggep level fandomnya sama, dengan mereka yang pernah ngopas puisi-puisinya Aan Mansyur di Twitter buat gombalin gebetan. Beda itu. Sudahlah. Simpan argumenmu.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun