Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Buku Puisi

10 September 2017   15:23 Diperbarui: 10 September 2017   15:46 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (@kulturtava)

Hari mulai gelap. Perpustakaan tidak aku tutup. Aku masih duduk berdiam diri. Kamu datang tiba-tiba dan menangis sejadi-jadinya. Aku benci pertemuan ini. Sungguh!

***

"Aku bilang padanya kalau kamu pun suka menulis puisi. Namun, tidak satupun puisi itu dikumpulkan. Puisi itu dibuang di tempat sampah di depan perpustakaan.

Ya, dia setiap malam mencari puisi-puisimu di tempat sampah. Mengumpulkan satu-satu dan menyalin ulang. Setelah dianggap rampung, puisi-puisimu dikirim ke penerbit. Seperti yang kamu tahu sekarang: namanya semakin dipuja. Itu puisimu. Anak batiniahmu selama ini yang aku dan kamu sepelekan."

Tapi kamu masih menangis setelah menceritakan itu. "aku tidak peduli pada puisi-puisiku yang diaku itu, aku lebih peduli, jika boleh tahu, apa yang membuatmu sesedih ini?"

"Ia menghamiliku dan tidak mau tanggung jawab. Ia pergi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun