Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Health Promoter

Master of Public Health | Praktisi Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Refleksi Buku Sang Alkemis Paulo Coelho: Hidup akan Memberikan Plot Twist Terbaik ketika Kita Mau Berjuang

20 Agustus 2025   14:26 Diperbarui: 20 Agustus 2025   14:26 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.gramedia.com

Ada buku-buku yang kita baca hanya untuk mengisi waktu, dan ada pula buku yang terasa seperti cermin: ia memantulkan kehidupan kita sendiri dengan cara yang sederhana namun menghujam. Sang Alkemis karya Paulo Coelho adalah salah satunya. Novel ini, meski berbentuk fiksi, sarat dengan filosofi hidup yang membuat kita berhenti sejenak dan bertanya: sudahkah aku benar-benar hidup sesuai mimpiku?

Paulo Coelho menghadirkan tokoh Santiago, seorang penggembala Andalusia yang sederhana. Ia hanya seorang anak muda yang bermimpi menemukan harta karun di piramida Mesir. Namun perjalanan yang ia tempuh bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan batin yang menyingkap arti mimpi, kegagalan, kesabaran, dan tanda-tanda yang bertebaran di sepanjang jalan kehidupan. Dari kisah ini, saya menemukan beberapa pelajaran berharga yang menggugah hati.

1. Berani Bermimpi dan Mengambil Risiko

Santiago bisa saja puas menjadi penggembala, hidup sederhana bersama dombanya. Namun ia memilih untuk mengejar mimpi yang terdengar mustahil. Inilah pesan pertama yang menghantam saya: jika memiliki mimpi, kita harus berani mengambil risiko. Zona nyaman memang terasa aman, tetapi di sanalah penyesalan diam-diam bertumbuh. Hidup selalu menuntut keberanian, karena hanya dengan melangkah kita bisa benar-benar tahu apa yang menanti di depan.

2. Kegagalan Bukan Akhir, Melainkan Pintu

Tak ada perjalanan mulus yang dijanjikan kepada Santiago. Ia kehilangan uang, tertipu, bahkan hampir menyerah. Tetapi justru di titik-titik kegagalan itu ia belajar hal paling penting: kegagalan bukanlah akhir, melainkan pintu yang membawa kita lebih dekat pada tujuan. Coelho seakan berbisik lewat cerita ini: orang yang gagal lalu berhenti akan selamanya terjebak, sementara orang yang gagal lalu bangkit akan menemukan jalannya terbuka sedikit demi sedikit.

3. Kepekaan pada Tanda-Tanda Kehidupan

Salah satu hal yang paling memikat dari buku ini adalah ajaran tentang bahasa dunia---sebuah bahasa universal yang berbicara lewat tanda-tanda alam, manusia, bahkan peristiwa kecil sehari-hari. Santiago belajar membaca tanda-tanda itu. Pelajaran ini terasa relevan bagi kita: betapa sering hidup sebenarnya sudah memberi petunjuk, hanya saja kita terlalu sibuk atau terlalu takut untuk mendengarnya. Kepekaan pada tanda-tanda hanya lahir jika kita berani menjalani berbagai tantangan, membuka mata, dan mendengarkan dengan hati.

4. Semesta Memberikan Plot Twist Terbaik

Bagian yang paling menyentuh adalah ketika Santiago akhirnya menyadari bahwa harta yang ia cari ternyata selama ini berada sangat dekat dengannya---di tempat ia memulai. Namun tanpa perjalanan panjang, kegagalan, dan pencarian penuh luka itu, ia tak akan pernah menemukan arti sejati dari mimpinya. Coelho mengajarkan bahwa ketika kita merasa segalanya runtuh, ketika kita hampir menyerah, justru di sanalah semesta sedang menyiapkan plot twist terbaik. Tidak ada yang datang terlambat, semua hadir tepat pada waktunya, ketika kita sudah siap untuk menerimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun