Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Health Promoter

Master of Public Health | Praktisi Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ume Kbubu, Rumah Bulat yang Menyimpan Jiwa dan Tradisi Timor

12 Mei 2025   16:17 Diperbarui: 14 Mei 2025   09:43 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Di tengah hamparan alam Pulau Timor yang kering dan berbukit, berdiri sebuah rumah adat yang bukan sekadar tempat berteduh, melainkan lambang kehidupan, budaya, dan jiwa masyarakat Timor. 

Rumah itu dikenal dengan nama Ume Kbubu, atau yang sering disebut Rumah Bulat Timor. Bentuknya yang khas-atap kerucut menjulang hingga hampir menyentuh tanah dan dinding bambu yang rendah-membuatnya tampak sederhana, namun penuh makna mendalam.

Ume Kbubu bukan sekadar bangunan fisik. Ia adalah simbol perempuan dalam masyarakat Timor, tempat di mana kehidupan bermula dan dijaga. Dalam budaya Timor, perempuan memegang peran sentral sebagai penjaga keluarga dan penerus tradisi. Rumah ini menjadi ruang sakral bagi ibu dan anak, tempat melahirkan, serta ruang perlindungan selama masa-masa penting dalam kehidupan keluarga.

Pintu rumah yang kecil dan rendah mengharuskan siapa saja yang masuk untuk menunduk, sebuah simbol penghormatan yang mengingatkan kita akan nilai sopan santun dan kerendahan hati yang dijunjung tinggi masyarakat Timor. Di balik pintu itu, empat tiang utama menopang rumah, melambangkan pondasi keluarga dan masyarakat yang kokoh serta saling mendukung.

Di tengah rumah, terdapat tungku perapian yang menjadi pusat aktivitas sehari-hari. Di sinilah keluarga berkumpul, memasak, dan berbagi cerita. Tak hanya itu, Ume Kbubu juga berfungsi sebagai gudang alami untuk menyimpan hasil panen seperti jagung. Dengan menggantung hasil panen di atas tungku, masyarakat Timor memanfaatkan asap untuk mengawetkan makanan, sebuah cara sederhana namun efektif menjaga ketahanan pangan.

Rumah ini juga dirancang dengan cermat agar tahan terhadap cuaca ekstrem. Atap alang-alang yang rapat dan bentuk kerucutnya membantu mengalirkan air hujan dan menjaga suhu dalam rumah tetap hangat di malam hari. Semua elemen ini menunjukkan bagaimana kearifan lokal dan hubungan harmonis dengan alam terwujud dalam arsitektur Ume Kbubu.

Sayangnya, keindahan dan makna mendalam Ume Kbubu mulai tergerus oleh arus modernisasi. Banyak generasi muda yang memilih tinggal di rumah-rumah modern dengan desain praktis dan nyaman, meninggalkan rumah adat yang dianggap kuno. Pergeseran ini bukan hanya soal bangunan, tetapi juga berpotensi mengikis nilai-nilai budaya dan filosofi yang selama ini menjadi jantung kehidupan masyarakat Timor.

Namun, kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya mulai tumbuh. Beberapa komunitas dan lembaga budaya berupaya menghidupkan kembali tradisi membangun dan tinggal di Ume Kbubu. Mereka memahami bahwa rumah ini bukan sekadar warisan fisik, melainkan warisan kearifan lokal yang mengajarkan kita tentang keharmonisan, ketahanan, dan rasa hormat.

Ume Kbubu mengajarkan kita sebuah pelajaran berharga: bahwa rumah adalah lebih dari sekadar tempat tinggal. Ia adalah simbol identitas, pusat kehidupan sosial, dan jembatan antara manusia dengan alam dan leluhur. 

Dalam tiap bilah bambu dan jerami alang-alang, terkandung cerita tentang ketabahan perempuan Timor, kehangatan keluarga, dan kebijaksanaan tradisi yang telah bertahan berabad-abad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun