Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Health Promoter

Master of Public Health | Praktisi Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengurai Akar Kenakalan Anak dan Remaja

12 Mei 2025   09:37 Diperbarui: 13 Mei 2025   08:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Kenakalan remaja. (DOK POLRES LUMAJANG via kompas.id)

Kenakalan anak dan remaja sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi orang tua, guru, dan masyarakat. Ketika seorang anak mulai menunjukkan perilaku menyimpang-mulai dari membolos sekolah, berbohong, hingga terlibat perkelahian, banyak yang langsung memberi label "nakal" tanpa memahami apa yang sesungguhnya terjadi di balik perilaku tersebut. 

Padahal, kenakalan bukanlah sekadar hasil pilihan buruk semata, melainkan buah dari rangkaian faktor yang saling berkelindan, baik dari dalam diri anak maupun lingkungan di sekitarnya.

Penelitian psikologi dan sosial telah mengungkap bahwa perilaku kenakalan pada anak dan remaja berakar dari berbagai faktor yang kompleks. Pertama, ada faktor internal yang berasal dari dalam diri anak sendiri. 

Masa remaja adalah fase penuh gejolak, di mana otak mereka masih berkembang dan kemampuan mengendalikan impuls serta memahami konsekuensi belum sempurna. 

Ketika mereka menghadapi tekanan, kebingungan identitas, atau emosi yang sulit diatur, perilaku menyimpang bisa menjadi pelarian atau bentuk ekspresi diri.

Namun, akar kenakalan tidak hanya terletak pada anak. Keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama memiliki peran krusial. 

Pola asuh yang kurang tepat, entah karena kurangnya perhatian, pengawasan yang longgar, atau justru terlalu keras, serta keluarga yang tidak harmonis, dapat membuat anak merasa terabaikan dan mencari pelarian di luar rumah. 

Komunikasi yang renggang antara orang tua dan anak seringkali membuka celah bagi pengaruh negatif dari luar, terutama dari teman sebaya.

Teman sebaya memang memiliki pengaruh yang sangat kuat di masa remaja. Lingkungan pertemanan yang negatif, ditambah dengan tinggal di lingkungan yang rawan kekerasan atau kriminalitas, membuat anak lebih rentan terjerumus dalam kenakalan. 

Sumber: bencoolentimes.com
Sumber: bencoolentimes.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun