Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dampak Negatif bagi Pelaku dan Penonton Perundungan

20 Februari 2020   22:12 Diperbarui: 20 Februari 2020   22:25 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: greatschools.org

Perundungan atau bullying semakin marak terjadi dalam kehidupan masyarakat. Kasus perundungan dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, kalangan yang paling rawan mengalami kasus ini adalah anak sekolahan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas.

Perundungan memiliki efek langsung pada kesehatan mental dan kehidupan sosial seseorang atau suatu komunitas. Biasanya, pihak yang paling disoroti dalam kasus ini adalah pihak korban.

Hal ini dikarenakan korban perundungan selalu mengalami hal-hal negatif baik dari segi fisik, mental dan sosial. Namun, pihak pelaku yang melakukan perundungan dan juga penonton yang menyaksikan tindakan tersebut ternyata juga bisa merasakan dampak negatif dari kasus ini.

Perundungan memiliki arti penyalahgunaan kekuatan yang digunakan dalam suatu relasi. Penyalahgunaan yang dimaksud dapat berupa verbal atau fisik sehingga membahayakan fisik, mental, dan sosial dari seseorang.

Dalam sebuah survey yang dilakukan, diketahui bahwa saat ini ratusan juta anak dan pemuda di seluruh dunia telah menjadi korban dan bahkan pelaku perundungan. Data dari stopbullying.gov mengungkapkan bahwa satu dari tiga pelajar menjadi korban kasus ini. Perundungan dapat terjadi secara langsung maupun melalui media sosial.

Kasus perundungan tentu memiliki penyebab. Salah satu penyebab utama dari kasus ini adalah lingkungan yang mendukung perundungan. Biasanya anak yang memiliki karakter suka melakukan perundungan melihat contoh dari lingkungan sekitarnya. Bisa jadi ia mencontohi orang tua, tetangga, dan orang dewasa lain.

Selain itu, media juga berperan dalam menyebabkan perundungan. Anak-anak yang menonton tayangan kekerasan dan perbuatan arogan sering kali akan mempraktekkannya. Penyebabnya adalah anak-anak yang tidak begitu dikontrol atau diberi pengertian dalam kehidupan media sosial mereka.

Saat praktek perundungan dilakukan pada korban, orang yang berada pada posisi korban tentu akan mengalami kerugian. Kerugian yang dialaminya dapat berupa ketakutan, kehidupan sosial yang buruk karena merasa rendah diri, memiliki emosi yang rapuh, dan tidak ada ketahanan diri. Bahkan, ia bisa mengalami mimpi buruk hingga bunuh diri.

Bagi si pelaku perundungan, hal-hal yang buruk juga dapat menimpanya dalam jangka pendek maupun jangka Panjang. Dalam jangka pendek, anak-anak yang biasa melakukan perundungan akan cenderung untuk melanggar aturan seperti bolos sekolah.

Ia juga akan mengalami kesulitan untuk memiliki kehidupan sosial yang berkualitas dan cenderung untuk menjadi racun atau toxic. Selain itu, ia juga akan terbiasa untuk menyalahgunakan kekuatannya pada orang lain.

Perilaku-perilaku tersebut akan membuatnya memiliki tingkat kecerdasan yang sangat rendah. Selanjutnya, karakternya akan membuat pelaku dijauhi oleh orang lain. Bahkan pelaku dapat terjerat hukuman di sekolah ataupun kepolisian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun