Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Health Promoter

Master of Public Health | Praktisi Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dampak Negatif bagi Pelaku dan Penonton Perundungan

20 Februari 2020   22:12 Diperbarui: 20 Februari 2020   22:25 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: greatschools.org

Dalam jangka panjang, pelaku perundungan cenderung memiliki harga diri yang rendah. Harga diri yang rendah dapat berarti ia bisa menggunakan segala cara (bahkan cara yang buruk) untuk memperoleh sesuatu. Pelaku juga akan kesulitan membangun kerja sama atau teamwork dalam pekerjaannya. Ia pun akan mengalami kesulitan untuk berempati pada orang lain.

Akibat-akibat tersebut akan membuat pelaku kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya. Bahkan ia akan sulit menjadi orang yang dapat dipercaya. Akhirnya pelaku akan mengalami depresi yang sama, bahkan lebih parah dari korban perundungan.

Selain pelaku, penonton yang menyaksikan perundungan juga akan merasakan dampak negatifnya. Ia akan cenderung terbentuk menjadi pribadi yang tidak memiliki pendirian. Hal ini akan membuatnya dengan mudah mengikuti "arus" bahkan jika hal tersebut tidak baik. Contohnya, ia akan mengikuti contoh pelaku dan akhirnya ia juga menjadi salah satu pelaku perundungan.

Penonton perundungan juga dapat mengalami kerentanan pada kesehatan mentalnya. Setelah menyaksikan perilaku tersebut, ia akan mengalami rasa ketakutan yang besar dan bahkan depresi. Akhirnya, hal tersebut akan mengganggu aktivitasnya.

Jadi, sebenarnya tak ada yang diuntungkan dari perilaku perundungan ini. Semua pihak, entah korban, pelaku, dan penonton akan menerima hal negatif sebagai akibat dari kasus ini.

Oleh karena itu, mata rantai perundungan perlu diputus. Hal ini dapat dimulai dari lingkungan terdekat anak, yakni rumah. Orang tua sebaiknya menjelaskan tentang akibat dari melakukan perundungan pada orang lain.

Lingkungan sekitar rumah juga alangkah baiknya membangun budaya saling menghargai. Selanjutnya, diperlukan pengontrolan dan pemberian pengertian pada anak dalam menggunakan media yang ada. Hal ini bermanfaat untuk mencegah mereka mempraktekkan kekerasan yang mereka tonton pada teman mereka.

Selain mencegah lahirnya pelaku perundungan, ada baiknya orang tua dan keluarga juga dapat membaca tanda-tanda jika anak mereka menjadi korban. Anak yang menjadi korban perundungan biasanya terlihat dari sikapnya yang semangat, tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan penakut. Mood-nya juga akan berubah-ubah, menjadi pemarah atau sensitif, dan sering mengalami kecemasan.

Dalam hal fisik, kemungkinan bisa terdapat memar atau goresan pada tubuhnya. Selain itu, mungkin saja ia akan mengalami sakit di bagian kepala, perut, dan bagian tubuh lain.

Jika orang tua dan keluarga melihat adanya tanda-tanda tersebut, mereka perlu mengambil langkah untuk memulihkan mental dan fisik anak yang menjadi korban tersebut. Selain itu, pelakunya juga perlu ditindak tegas agar mendapatkan pelajaran untuk merubah karakternya.

Memutus mata rantai perundungan membutuhkan keterlibatan semua pihak. Keluarga, lingkungan sekitar rumah, sekolah, media, dan pihak lain harus bekerja sama untuk mengatasinya. Kerja sama yang baik akan mencegah lahirnya pelaku dan korban baru dari perundungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun