Mohon tunggu...
Harry Cahya
Harry Cahya Mohon Tunggu... Konsultan - Saya adalah seorang yang senang berbagi pengalaman & visi.\r\nMelihat kehidupan sebagai anugrah yang harus disyukuri, sekaligus tantangan yang harus dihadapi.\r\nMisi ku adalah menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Pandanganku tentang kehidupan kutulis dalam buku \"Quantum Asset\" (terbit 2008)

Saya adalah seorang yang senang berbagi pengalaman & visi.\r\nMelihat kehidupan sebagai anugrah yang harus disyukuri, sekaligus tantangan yang harus dihadapi.\r\nMisi ku adalah menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Pandanganku tentang kehidupan kutulis dalam buku \"Quantum Asset\" (terbit 2008)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerajaan Dulu, Kini, dan Masa Depan

26 Januari 2020   14:00 Diperbarui: 26 Januari 2020   18:04 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

3. Ramalan sang Prabu Jayabaya, tentang kepemimpinan di Jawa maupun Nusantara, bak bagai nubuat yang senantiasa menjadi rujukan para pegiat spiritualis.

4. Kredo janji Kembalinya esensi hikmat tokoh Danyang Jagad Jawa  Sabdo Palon Noyogenggong 500 tahun setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit.

5. Serat Kalatida karya penerawangan Pujangga  R. Ranggawarsita.

6. Dokumen dokumen Asset Bangsa Nusantara.. Amanah dan Dinasty   yang terkait kuat dengan eksistensi Bung Karno  /Ir Soekarno sebagai Presiden Pertama RI. Yang konon pernah menanda tangani perjanjian dengan Presiden USA kala itu.  John.  F.  Kennedy, dikenal dengan  The Green Hilton Memorial Agreement

Enam faktor khas di atas sangat berkaitan dan siapapun yang memunculkan diri sebagai klaimator Kerajaan biasanya akan merujuk pada  6 faktor tersebut, baik sebagian maupun semuanya. Keenam faktor rujukan di atas menjadi inspirasi ide, pemicu lahirnya niat, motivasi dan swa legitimasi. Tema pembebasan, pemberdayaan dan kekuasaan adalah ide yang menyertai.

MENCARI GUNA DI SELA FENOMENA 

Terlepas dari benar dan tidaknya klaim, maupun keabsahanya, maka refleksi intinya adalah apakah klaim berikut argumentasi yang menyertai bisa nyambung (terhubung) dengan "Trilogi Esensi Kerajaan" atau tidak . Kalau saja terdapat kesehubungan antara klaim hasrat Raja baru dengan "Trilogi Esensi Kerajaan" maka fenomena lahirnya Kerajaan baru yang sedang marak saat ini, terdapat sisi positif  yaitu  adanya gerakan transformasi sikap mental kepemimpinan saat ini.

Hari ini kita butuh pengungkit untuk penyegaran kembali revolusi mental sebagaimana pernah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada awal periode pertama pemerintahannya. Kini revolusi mental itu ke mana. Revolusi mental masih dan semakin relevan saat ini khususnya revolusi mental untuk para elite, para mereka yang berada di dan dekat kekuasaan.

Boleh jadi fenomena lahirnya Kerajaan Baru  menjadi pemicu penyegaran kembali Gerakan Revolusi mental. Bisa jadi ya,  andaikata Kerajaan baru mampu menyambungkan estafet pembawa keutamaan kerajaan yang ada dalam  "Trilogi Esensi Kerajaan" ( 1.Hamemayu Hayuning Bawono, 2. Manunggaling Kawula Gusti dan 3,Tahta Untuk Rakyat ). Kalau demikian halnya maka ada guna di sela fenomena lahirnya (klaim) Kerajaan kerajaan baru.

KERAJAAN MASA DEPAN

Betapa Kerajaan ternyata telah  menjadi  simbol makna yang sungguh kaya dan luas.  Kita dapat berbahas Kerajaan  dalam 5 dimensi yaitu :

  •  Dimensi sejarah (situs, silsilah dan dokumen)
  •  Dimensi Sistim  Pemerintahan
  •  Dimensi  Nilai (Peran Kerajaan dan Integritas Kepemimpinan)
  •  Dimensi Supranatural (wahyu dan daya  kosmologis) dan
  •  Dimensi Teologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun