Mohon tunggu...
Harry Purnama
Harry Purnama Mohon Tunggu... -

Trainer & coach mature leadership, listening wisdom dan work and life balance [WLB] tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

How to Listen Better with L.I.S.T.E.N

4 Desember 2015   16:05 Diperbarui: 6 Desember 2015   07:54 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

c.   Tanda Anda 100% present:  Anda menghindari gangguan fisik, seperti: menerima telepon, membalas sms/WA, melihat ke jendela, corat-coret, membolak-balik kertas, main handphone, dst.

d.   Tetap full konsentrasi, meski topik kurang Anda sukai atau topik yang diulang-ulang oleh pembicara yang sama. Anda tidak bisa memilih topik, jika itu urusan kantor yang wajib Anda hadiri,  urusan keluarga atau sosial.

Ingatlah, ketika Anda ingin bicara, itu artinya, Anda ingin “didengarkan.” Dan itu berlawanan dengan mendengarkan!

 

5.   E (EASE & EMPATHIZE)

“Wise men talk because they have something to say; fools, because they have to say something”  (Plato)

Mendengarkan adalah latihan mental untuk mengerti sesuatu, bukan sekedar hadir di pembicaraan, diskusi atau obrolan.

Karena proses untuk mengerti sesuatu (the mind process) bisa dicapai dengan seni mendengarkan, maka otak akan bisa lebih leluasa bekerja, jika ada pendengar yang benar-benar mengerti seni mendengar.

“The art of conversation lies in listening” (Malcom Forbes, pemilik majalah Forbes, NYC). Kita semakin yakin, bukan si mulut besar (fools, yang Plato maksudkan) yang membuat komunikasi berhasil. Jauhi si mulut besar (pembual, pembohong, pemfitnah, penggosip), tak usah didengarkan, hanya membuang waktu Anda.

Langkah praktis yang disarankan:

a.  Pertahankanlah eye-contact, tetapi don’t stare (ease).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun