Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sepak Terjang PDIP: Berdirinya, Visi-misi, Riwayat Pemilu, dan Tokoh Besar

24 November 2023   09:00 Diperbarui: 24 November 2023   10:05 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo PDIP (Sumber: detikcom).

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selalu menjadi partai politik yang mendapat perhatian publik paling besar beberapa tahun terakhir. Alasannya, partai ini memiliki banyak kader yang sedang menduduki posisi penting di pemerintah pusat maupun daerah. Belum lagi sosok Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang sangat dikenal publik sejak awal Reformasi dan merupakan Ketua Umum partai terlama dibandingkan partai politik lain. 

Sejarah PDIP

PDIP sendiri bermula pada tahun 1973. Pemerintahan Orde Baru saat itu memberlakukan fusi partai menjadi 2 partai dan 1 golongan (golkar). Partai-partai Islam dilebur menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Lalu PNI, Parkindo, Partai Katolik, Murba, dan IPKI dilebur menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Fusi partai itu dilakukan pada 10 Januari 1973 yang dijadikan ulang tahun PDIP hingga sekarang. Selama Orde Baru, PDI selalu berada posisi terakhir dalam pemilu kalah dengan Golkar dan PPP. 

Pada Desember 1993, PDI mengadakan kongres nasional untuk menentukan Ketum baru. Saat itu ada tiga nama yang mencuat yaitu Soerjadi yang merupakan petahana, Budi Harjono yang memiliki hubungan baik dengan pemerintah, dan Megawati. Kongres itu Megawati berhasil menjadi ketum PDI baru.  

Pemerintah yang tidak terima dengan hal itu membuat kongres nasional khusus di Medan pada 1996 dan memilih kembali Soerjadi menjadi ketua. Kubu Megawati tidak terima dengan hasil kongres tersebut meski Soejadi sudah mengancam akan merebut Markas Besar PDI di Jakarta. Alhasil muncullah penyerangan kepada kantor PDIP pada 27 Juli 1996 yang dikenal dengan peristiwa kerusuhan dua tujuh juli (kudatuli). Peristiwa itu justru semakin meningkatkan popularitas Megawati di publik.

Pada 1998, setelah Soehato mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden menjadi momentum bagi Megawati. Megawati berhasil terpilih kembali menjadi Ketum PDI pada Kongres ke-V di Denpasar, Bali. Setahun kemudian atau 1 Februari 1999, Megawari mengubah nama PDI menjadi PDI Perjuangan.  Nama tersebut disahkan oleh Notaris Rahmat Syamsul Rizal dan kemudian dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta.  

Visi-Misi

Dilansir dari laman PDIP, partai ini memiliki 6 visi dan 2 misi yang sesuai dengan AD partai. Visi dan misi PDIP terdiri atas.

Visi:

  1. alat perjuangan guna membentuk dan membangun karakter bangsa berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945;
  2. alat perjuangan untuk melahirkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ber-Ketuhanan, memiliki semangat sosio nasionalisme, dan sosio demokrasi (Tri Sila);
  3. alat perjuangan untuk menentang segala bentuk individualisme dan untuk menghidupkan jiwa dan semangat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Eka Sila);
  4. wadah komunikasi politik, mengembangkan dan memperkuat partisipasi politik warga negara; dan
  5. wadah untuk membentuk kader bangsa yang berjiwa pelopor, dan memiliki pemahaman, kemampuan menjabarkan dan melaksanakan ajaran Bung Karno dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Misi:

  1. mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika; dan
  2. berjuang mewujudkan Indonesia sejahtera berkeadilan sosial yang berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun