Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Trik Parenting Agar Anak Tak Lagi Pilah-pilih Makanan: Belajar dari Gaya VOC

26 Juli 2025   10:30 Diperbarui: 26 Juli 2025   10:22 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktu makan jadi momen akrab keluarga. (Ilustrasi: Gambar ini dihasilkan dengan bantuan AI). Sabtu, (26/7/2025)

VOC tak sembarang kirim barang ke Eropa. Mereka tahu pasar butuh lada, pala, cengkih. Begitu juga kita: sebelum menyodorkan sayur rebus, kenali dulu preferensi anak. Rasa, warna, bentuk---semua punya peran.

Anak saya benci bayam, tapi suka pizza. Maka saya buat "pizza bayam"---kulit tipis dengan saus tomat dan daun hijau tersembunyi. Apakah dia tahu? Tidak. Apakah dia lahap? Sangat. Itulah seni berdagang rasa.

2. Jalur Alternatif: Jangan Melulu di Meja Makan

VOC punya banyak pos dagang: dari Maluku hingga Kaapstad. Kita juga perlu tempat dan suasana makan yang bervariasi. Jangan melulu duduk formal di meja. Coba ngemil sehat saat anak bermain, atau piknik kecil di teras rumah.

Anak saya lebih mudah makan wortel saat nonton kartun. Bukan karena lapar, tapi suasana hatinya rileks. Ini disebut distracted exposure---pendekatan psikologis yang justru efektif di usia dini.

3. Hindari Monopoli: Libatkan Anak dalam Proses

VOC pernah terlalu percaya diri dengan monopoli rempah, dan itu jadi bumerang. Kita pun sering begitu---memutuskan menu sendiri tanpa melibatkan anak. Padahal, anak butuh rasa kontrol.

Ajak mereka ikut memilih bahan, cuci sayur, atau menghias makanan. Saat mereka merasa punya andil, proses makan berubah jadi pengalaman, bukan kewajiban. Seperti VOC membangun aliansi lokal untuk memperkuat jaringan dagang.

Makanan Bukan Cuma Nutrisi, Tapi Medium Cinta

Dalam setiap piring makanan, tersimpan pertarungan kecil antara harapan orang tua dan kenyamanan anak. Kita ingin mereka sehat, mereka ingin makan yang mereka suka. Titik temunya bukan pada sendok, tapi pada empati dan kreativitas.

Saya pernah kecewa karena anak menolak sup buatan saya. Tapi saya lupa---cinta bukan soal memberi yang kita anggap baik, tapi memberi dengan cara yang bisa diterima. Ketika saya membiarkan dia meracik topping sendiri, sup itu habis tak bersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun