Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Love

Cara PDKT Sehat Tanpa Baper dan Geer: Antara Sinyal, Harapan, dan Kejelasan

25 Juli 2025   06:48 Diperbarui: 25 Juli 2025   06:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi Cerita PDKT yang Antigagal, Dong! (Kompasiana.com)

Jangan Asal "Install Harapan"

PDKT itu bukan aplikasi. Jangan asal klik "install" harapan kalau belum baca Terms & Conditions. Jangan juga langsung masuk ke folder "cinta sejati" padahal baru diunduh versi trial-nya.

Sering kali kita salah sangka. Dikiranya sedang didekati, ternyata cuma jadi teman cerita. Di kepalamu sudah terbayang dinner romantis, di kepalanya kamu cuma partner diskusi skripsi.

Lalu siapa yang salah? Dia yang terlalu ramah, atau kamu yang terlalu baper?

Kenyataannya, dalam dinamika PDKT, yang sering jadi jebakan bukan tindakan orang lain---tapi interpretasi kita sendiri. Kita terlalu ingin diterima, sampai lupa mengecek realitas.

Mengapa Kita Gampang Baper dan Geer?

Secara psikologis, perasaan geer dan baper saat PDKT punya akar yang lebih dalam daripada sekadar "gampang bawa perasaan". Setidaknya, ada empat alasan umum:

1. Kebutuhan Akan Afeksi

Saat kesepian atau sedang dalam fase "haus validasi", respons kecil bisa terasa seperti afeksi besar. Sekadar "selamat pagi" bisa membuat hati melayang, apalagi kalau dikirim dua hari berturut-turut.

2. Kurangnya Komunikasi Terbuka

PDKT sering terjebak di zona kode. Tidak ada yang bertanya, tidak ada yang menyatakan maksud. Semua hanya menebak dan berharap. Sementara harapan tanpa komunikasi ibarat naik ojek tanpa tahu tujuannya---bisa nyasar ke friendzone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun