"Menolong keluarga itu mulia. Tapi jangan sampai kemuliaanmu berubah jadi kerugian finansial permanen." --- Penulis Penuh Tanya
1. Ketika "Pinjam Dulu" Jadi "Tolong Bayarin Sekalian"
Awalnya diminta bantu nego, lalu jadi penanggung jawab. Ini jebakan klasik.
Contoh: "Awalnya saya cuma bantu ngurus cicilan motor adik, lama-lama malah saya yang terus bayar. Dia bilang belum bisa kerja lagi."
Refleksi:
Niat baik bisa berubah jadi bencana kalau tanpa batas dan kejelasan.
---
2. Pahami Posisi Hukummu
Jika namamu dicatut untuk pinjaman, apalagi KPR atau pinjol, kamu bisa jadi penanggung hukum.
Tips: Periksa apakah kamu tercatat sebagai penjamin atau hanya "teman tanda tangan". Kalau ada perjanjian tertulis, jangan disepelekan.
---
3. Komunikasikan Beban yang Kamu Rasakan
Jangan diam saja tapi mendidih dalam hati. Sampaikan pada keluarga bahwa kamu merasa terbebani.
Gunakan kalimat "saya merasa..." bukan "kamu menyusahkan..."
Contoh:
"Saya merasa makin sulit menabung karena harus menutup cicilan itu. Kita bisa cari solusi bareng?"
---
4. Buat Batas yang Sehat (Boundaries)
Bantu secukupnya, bukan sepenuhnya. Kalau tidak ada perubahan, berhak bilang "tidak".
Strategi: Batasi bantuan hanya pada tahap awal. Selanjutnya, beri dukungan non-finansial seperti bantu cari kerja atau rintis usaha.
---
5. Jangan Biarkan Diri Jadi ATM Keluarga
Kalau kamu satu-satunya yang dianggap "pasti bisa bantu", bersiaplah jadi bank berjalan.
Solusi: Buka pembicaraan keluarga. Bahas peran dan kontribusi masing-masing. Tidak harus semua sama, tapi harus adil.
---
Penutup Reflektif:
Bertanggung jawab pada keluarga adalah tanda cinta. Tapi mencintai diri sendiri juga bentuk tanggung jawab. Jika kamu terus menanggung utang yang bukan kamu buat, pertimbangkan untuk berhenti jadi pahlawan diam-diam. Bantu secukupnya, arahkan seperlunya, dan lindungi kesehatan mental serta finansialmu.
Setelah melewati serangkaian ide dan pertanyaan, mari rehat sejenak---tapi jangan berhenti berpikir, ya!
"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."
--- Harmoko -- Penulis Penuh Tanya
Semoga secangkir kopi dan sejumput pertanyaan membuat pagi harimu semakin penuh makna.
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI