Anak mengeluh capek belajar, kita bilang, "Papa dulu lebih susah!"
Anak ingin main lebih lama, kita bilang, "Kalau main terus, mau jadi apa?"
Pertanyaannya: apakah kita mendengar, atau hanya menuntut mereka menjadi versi sempurna dari kita yang dulu tak kesampaian?
Kasih Sayang yang Tersamar Ekspektasi
Kita menyebutnya "sayang". Tapi apakah itu kasih, atau ekspektasi yang dibungkus perhatian?
Anak-anak kita tidak meminta sempurna. Mereka meminta dimengerti.
Mereka tak butuh kita jadi guru privat, tapi jadi tempat aman pulang saat dunia luar membingungkan.
Maka pertanyaannya tetap:
Benarkah kita sayang anak?
Atau kita hanya takut gagal dalam penilaian orang lain---keluarga, tetangga, media sosial?
Kalau benar sayang, sudahkah kita izinkan mereka tumbuh sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai trofi yang kita banggakan di grup WhatsApp keluarga?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI