Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berjalan Lambat Tak Masalah, Asal Tak Diam di Tempat: Makna Progres Sejati dalam Hidup

9 Juli 2025   07:10 Diperbarui: 9 Juli 2025   07:07 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang harus merangkak dari nol, bahkan minus. 

Maka, membandingkan progres kita dengan orang lain ibarat mengadu kecepatan kura-kura dan cheetah---bukan hanya tidak adil, tapi juga tidak masuk akal.

Jika kita terus berjalan, meski perlahan, kita tetap bergerak menuju tujuan. 

Sebaliknya, jika kita berhenti karena merasa malu dengan kecepatan langkah kita, justru di situlah titik bahaya. 

Kita terjebak dalam stagnasi, tenggelam dalam rasa minder, dan perlahan kehilangan semangat hidup.

Banyak tokoh besar dalam sejarah membuktikan bahwa kecepatan bukan segalanya. Kolonel Sanders mendirikan KFC saat usianya sudah lewat kepala enam. 

J.K. Rowling menulis naskah Harry Potter di sela-sela mengurus anak sebagai ibu tunggal, setelah ditolak oleh belasan penerbit. 

Bahkan tokoh-tokoh spiritual seperti Buddha atau Nabi Muhammad SAW melewati proses refleksi dan kontemplasi panjang sebelum akhirnya menjalankan misi besarnya.

Tak ada yang "terlambat" jika kita konsisten. Kunci utamanya adalah tidak berhenti.

Kita sering terjebak pada hasil: lulus cepat, kerja cepat, kaya cepat. Padahal, proses adalah bagian paling bernilai dalam perjalanan. 

Di situlah kita belajar ketekunan, kesabaran, dan ketangguhan. Justru ketika kita berjalan lambat, kita punya lebih banyak waktu untuk merenung, mengevaluasi, dan tumbuh secara mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun