Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Subsidi 18 Meter Persegi di Perkotaan, Solusi atau Sekadar Tambal Sulam?

26 Juni 2025   22:01 Diperbarui: 26 Juni 2025   22:01 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah layak huni(Dok. Shutterstock via KOMPAS.com)

Bayangkan pulang kerja dengan tubuh penat, dan yang menyambut kita adalah rumah seukuran garasi mobil---18 meter persegi. 

Mungkin cukup untuk kasur, dapur mungil, dan harapan yang diremas-remas. 

Itulah gambaran dari kebijakan baru Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) yang menegaskan rumah subsidi mini akan dibangun di kawasan perkotaan. 

Pertanyaannya: benarkah ini jawaban atas masalah hunian di kota?

Refleksi: Ketika Mimpi Dipangkas Ukuran

Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tentu menyambut baik hadirnya rumah subsidi. 

Namun, apakah rumah 18 meter persegi bisa disebut "layak huni"? Standar minimal hunian oleh WHO adalah 9 meter persegi per orang. 

Artinya, rumah 18 meter persegi hanya cukup untuk dua orang dewasa, tanpa anak, tanpa privasi. 

Jadi kalau punya bayi? Atau mertua datang menginap? Selamat menari di ruang sempit!

Tentu kita bisa berargumen bahwa lebih baik punya rumah kecil daripada tidak punya sama sekali. Tapi kita juga tak boleh menormalisasi keterbatasan sebagai keniscayaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun