Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Tim Impian: Nggak Cuma Cari yang Jago, Tapi yang Satu Frekuensi

25 Juni 2025   03:49 Diperbarui: 25 Juni 2025   03:49 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto kompasiana.com

Sebagai entrepreneur, pasti ada satu fase yang nggak bisa dihindari: membentuk tim. Dari mimpi solo di atas kertas jadi misi bareng-bareng yang dijalani rame-rame. Dan di situlah tantangan sekaligus keindahan perjalanan bisnis dimulai.

Di awal, mungkin kamu mikir: "Yang penting rekrut orang pinter, punya pengalaman, CV-nya bagus." Tapi seiring waktu, kamu akan sadar, yang kamu butuhin bukan cuma orang pinter. Kamu butuh orang yang klik. Orang yang satu frekuensi. Yang kalau ngobrol, nyambung. Kalau kerja bareng, bisa saling isi. Kalau ada masalah, bisa diajak duduk bareng dan nyari solusi, bukan saling nyalahin.

Dan ini bukan cuma tentang skill atau gelar. Ini soal karakter, nilai, dan cara kerja yang cocok dengan budaya tim yang kamu bentuk. Tim impian itu bukan yang sempurna, tapi yang bisa bertumbuh bareng.

Bukan Superhero, Tapi Tim yang Super

Banyak entrepreneur (termasuk saya dulu) pengin rekrut "superstar"---yang CV-nya mentereng, portofolionya bikin silau. Tapi kenyataannya, kadang superstar justru bikin suasana kerja nggak nyaman. Entah karena ego, nggak mau kerja tim, atau ngerasa paling tahu segalanya.

Pelajaran pentingnya: kamu nggak butuh superhero. Kamu butuh tim yang bisa saling backup. Ibarat main bola, kamu nggak butuh satu Messi yang egois; kamu butuh 11 pemain yang ngerti posisi, ngerti taktik, dan mau lari buat tim, bukan buat dirinya sendiri.

Dan ini bukan cuma soal produktivitas. Ini soal ketahanan. Saat bisnis lagi drop, kamu butuh tim yang nggak langsung panik atau ngilang. Kamu butuh orang yang tahan banting, nggak gampang baper, dan tetap profesional meski di tengah tekanan.

Budaya Kerja Lebih Penting dari Sekadar Kinerja

Salah satu hal paling penting tapi sering diremehkan adalah cultural fit---kesesuaian nilai dan cara kerja. Misalnya, kamu punya budaya kerja yang fleksibel, penuh inisiatif, dan minim drama. Tapi kamu rekrut orang yang nunggu disuruh, takut ambil keputusan, dan suka ngomongin orang di belakang. Hasilnya? Tim kamu bisa jadi neraka dunia.

Makanya penting banget dari awal udah jelas: tim ini dibangun dengan nilai apa? Apa yang kamu hargai? Transparansi? Kolaborasi? Growth mindset? Jangan takut menyaring orang dari nilai-nilai itu. Bukan karena kamu pilih-pilih, tapi karena kamu sedang membangun pondasi jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun