Paket stimulus ekonomi terbaru pemerintah disambut harapan dan keraguan. Tulisan ini mengulas apakah stimulus ini cukup untuk mengatasi akar persoalan ekonomi rakyat, terutama UMKM dan masyarakat bawah.
Pemerintah kembali meluncurkan paket stimulus ekonomi pada pertengahan 2025, membawa harapan bagi masyarakat kelas bawah dan pelaku UMKM yang masih berjuang pulih dari tekanan ekonomi global. Namun, pertanyaan yang terus bergema: cukupkah stimulus ini untuk benar-benar mengangkat rakyat dari jurang kesulitan?
Stimulus yang Datang di Tengah Lesunya Harapan
Kita tahu, badai ekonomi pasca pandemi belum benar-benar reda. Inflasi merangkak naik, daya beli masyarakat melemah, dan ketimpangan ekonomi makin terasa mencolok. Maka, ketika stimulus diumumkan, sambutannya pun bercampur antara harapan dan skeptisisme. Banyak yang bertanya---apa bedanya paket kali ini dengan yang sebelumnya?
Paket stimulus yang diluncurkan mencakup bantuan langsung tunai, insentif pajak bagi UMKM, serta penguatan pembiayaan sektor pertanian dan industri kecil. Tidak bisa dipungkiri, ini langkah positif. Tetapi seberapa dalam dampaknya, dan apakah cukup menjangkau akar persoalan?
Masalah Lama: Distribusi dan Akurasi
Selalu ada dua penyakit lama dalam implementasi program seperti ini: distribusi yang lamban dan data yang tak akurat. Banyak pelaku usaha mikro yang benar-benar membutuhkan justru tidak tersentuh, sementara yang "tepat domisili tapi salah sasaran" malah mendapatkan bantuan berulang kali.
Tentu kita apresiasi niat baik pemerintah. Namun tanpa sistem distribusi yang presisi dan pengawasan ketat, stimulus hanya akan menjadi angin segar sesaat yang tak mampu menumbuhkan pohon pemulihan jangka panjang.
UMKM: Tulang Punggung yang Terlupakan?
Padahal UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Namun sayangnya, mereka sering diperlakukan sebagai "adik tiri" dalam prioritas anggaran. Insentif pajak dan kemudahan kredit yang dijanjikan seringkali rumit diakses karena prosedur birokrasi yang berbelit.