Di tengah berbagai tantangan fisik yang dihadapi, semangat spiritual para jemaah justru menjadi sumber kekuatan utama. Bagi banyak jemaah, terutama yang sudah lanjut usia, kesempatan menunaikan ibadah haji adalah momen langka dalam hidup. Maka, meskipun tubuh terasa lelah, semangat untuk menyempurnakan ibadah terus menyala.
"Capek, tapi bahagia. Ini puncak haji, jadi harus disyukuri," ujar Pak Samsul, seorang jemaah asal Surabaya, sambil beristirahat di bawah naungan tenda di Mina. Ia menambahkan bahwa doa-doa dan zikir yang dibacanya selama perjalanan membantu dirinya tetap kuat dan fokus dalam menjalankan ibadah.
Hingga hari ini, pelaksanaan puncak haji bagi jemaah Indonesia dapat dikatakan berjalan cukup lancar meski diwarnai kelelahan di lapangan. Koordinasi antarinstansi terus diperkuat, dan komunikasi dengan jemaah dijaga melalui petugas kloter serta sektor.
Ke depan, pengalaman tahun ini akan menjadi pelajaran berharga dalam menyiapkan sistem mitigasi yang lebih matang, termasuk penguatan edukasi fisik dan mental sebelum keberangkatan haji. Penggunaan teknologi seperti aplikasi pengingat jadwal, peta digital lokasi tenda dan jalur ibadah, serta sistem informasi kesehatan juga akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan jemaah.
Puncak ibadah haji memang menuntut pengorbanan besar. Namun bagi jutaan jemaah dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, rasa letih dan lelah seakan sirna saat niat suci dan tekad ibadah terpatri dalam hati. Semoga seluruh jemaah diberikan kekuatan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji dengan sempurna dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat dan menjadi haji mabrur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI