Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puncak Haji Dimulai, Menag Pastikan Seluruh Jemaah Indonesia Dapat Wukuf di Arafah

4 Juni 2025   23:26 Diperbarui: 4 Juni 2025   23:26 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TANGKAPAN LAYAR via KOMPAS

Suasana pagi di kota suci Makkah mulai ramai sejak Rabu, ketika gelombang demi gelombang jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan menuju Padang Arafah.

Dalam suasana penuh haru dan semangat ibadah, para jemaah mengenakan pakaian ihram putih bersih, membawa tas kecil berisi keperluan pribadi, dan melangkah dengan tertib menuju bus-bus yang telah disiapkan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Hari itu menandai dimulainya puncak ibadah haji tahun 1446 Hijriah, yaitu wukuf di Arafah. 

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), memastikan bahwa seluruh jemaah haji asal Indonesia akan mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan wukuf sesuai jadwal, sebagai rukun utama dalam rangkaian haji.

Sejak pukul 07.00 waktu Arab Saudi, para jemaah mulai diberangkatkan secara bertahap dari hotel-hotel pemondokan di berbagai sektor di Mekkah.

Proses ini berlangsung dengan tertib di bawah koordinasi petugas kloter, petugas transportasi, dan petugas bimbingan ibadah.

Menurut laporan resmi dari PPIH Arab Saudi, terdapat lebih dari 240.000 jemaah Indonesia yang akan mengikuti prosesi puncak ibadah haji tahun ini. 

Mereka diberangkatkan menggunakan ribuan armada bus yang telah disiapkan secara khusus oleh pihak maktab (pengelola layanan haji di Arab Saudi) dan pemerintah Indonesia.

Dalam keterangannya kepada media, Menteri Agama Nasaruddin Umar yang turut memantau langsung proses pemberangkatan jemaah di sektor Syisyah, Mekkah, menyatakan bahwa semua upaya telah dilakukan agar tidak ada satu pun jemaah yang tertinggal atau kehilangan kesempatan melaksanakan wukuf.

"Kita pastikan seluruh jemaah Indonesia akan sampai di Arafah tepat waktu dan dalam kondisi yang layak. Tim dari PPIH dan petugas haji telah bekerja siang malam demi kelancaran proses ini. Wukuf adalah inti dari ibadah haji, maka tidak boleh ada jemaah yang terlewat," tegas Menag.

Wukuf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. 

Pada saat itu, seluruh jemaah berhenti di Arafah sejak tergelincirnya matahari (masuk waktu Zuhur) hingga terbenamnya matahari. 

Di tempat itu, jemaah melaksanakan salat, berdzikir, berdoa, dan merenung dalam suasana penuh kekhusyukan.

Dalam hadis riwayat Tirmidzi dan Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda, "Al-hajju Arafah" yang berarti "Haji itu adalah wukuf di Arafah." Tanpa wukuf, maka ibadah haji seseorang tidak sah.

Mengingat pentingnya rukun ini, pemerintah Indonesia menempatkan perhatian ekstra pada proses pemberangkatan ke Arafah, termasuk memperhatikan kondisi fisik dan kesehatan jemaah lanjut usia serta yang berkebutuhan khusus. 

Disiapkan pula ambulans, kursi roda, dan pendamping medis untuk memastikan jemaah rentan tetap bisa wukuf walaupun dalam kondisi tidak sepenuhnya fit.

Dalam wawancaranya, Menag Nasaruddin Umar juga menekankan bahwa sistem layanan terpadu yang diterapkan oleh PPIH tahun ini lebih responsif terhadap kebutuhan jemaah. 

Setiap kloter dibekali dengan dokter, tenaga kesehatan, dan pendamping ibadah yang akan mendampingi jemaah sepanjang perjalanan dan selama berada di Arafah.

"Kita sudah menyiapkan tenda-tenda yang dilengkapi kipas pendingin, air minum, makanan, serta ruang istirahat untuk jemaah yang sakit. Ada juga layanan fast response jika ada jemaah yang mengalami keluhan kesehatan di tengah wukuf," jelas Menag.

Menurut data Kementerian Kesehatan Haji, ada lebih dari 1.500 tenaga medis Indonesia yang dikerahkan ke Arafah, termasuk dokter spesialis, perawat, dan tenaga logistik farmasi. Mereka disebar di beberapa pos layanan medis utama dan pos keliling.

Cuaca panas ekstrem di Arab Saudi yang mencapai lebih dari 45 derajat Celsius menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan wukuf tahun ini. 

Oleh karena itu, jemaah diimbau untuk menjaga asupan cairan tubuh, menghindari paparan sinar matahari langsung, dan memperbanyak istirahat.

Pihak Kemenag bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan mengedarkan leaflet edukasi tentang pencegahan heatstroke dan cara mengenali gejalanya. 

Petugas kloter juga aktif memantau suhu tubuh dan tekanan darah jemaah menjelang keberangkatan ke Arafah.

"Keselamatan jemaah adalah prioritas utama. Karena itu, selain pengawasan spiritual, pengawasan kesehatan juga ditingkatkan," kata dr. Dede Firman, salah satu dokter kloter asal Jawa Barat.

Bagi banyak jemaah, momen menuju Arafah adalah saat paling menyentuh sepanjang perjalanan haji. 

Banyak yang tak kuasa menahan tangis ketika menaiki bus yang membawa mereka ke padang yang menjadi simbol perjumpaan manusia dengan Tuhannya.

"Sudah bertahun-tahun saya menabung agar bisa sampai di sini. Hari ini saya akan wukuf. Hati saya campur aduk, antara bahagia dan haru," kata Sri Wahyuni (56), jemaah asal Solo, sambil mengusap air mata.

Ia berangkat bersama suaminya dan duduk berdampingan di kursi bus, membaca doa-doa dan shalawat sepanjang perjalanan.

Kondisi serupa dirasakan oleh banyak jemaah lainnya. 

Petugas kloter bahkan menyediakan speaker dalam bus untuk mengalunkan talbiyah, doa-doa wukuf, serta membimbing jemaah dalam niat ibadah mereka.

Menteri Agama optimistis seluruh jemaah Indonesia akan mendapatkan pengalaman ibadah yang khusyuk, nyaman, dan aman. 

Ia juga mengapresiasi kerja keras para petugas yang telah bertugas selama lebih dari satu bulan di Tanah Suci.

"Saya sangat mengapresiasi ketangguhan dan kesabaran para petugas kita. Mereka telah menunjukkan dedikasi luar biasa demi kelancaran ibadah haji. 

Tahun ini kita benar-benar ingin memastikan seluruh jemaah bisa menyelesaikan rangkaian ibadah hingga puncaknya," ujar Menag.

Sebagai bentuk pengawasan langsung, Menag bersama rombongan juga akan turut ke Arafah dan mendampingi beberapa kloter untuk memastikan tenda-tenda berfungsi baik, distribusi makanan tepat waktu, dan pelayanan kesehatan berjalan optimal.

Dengan pemberangkatan yang dilakukan secara bertahap, seluruh jemaah Indonesia dijadwalkan sudah berada di Arafah sebelum tergelincir matahari pada 9 Dzulhijjah. 

Di sinilah, mereka akan bermunajat, meminta ampunan, serta berdoa untuk diri sendiri, keluarga, dan negeri tercinta.

Bagi banyak jemaah, ini bukan hanya perjalanan spiritual pribadi, tetapi juga bentuk pengabdian kepada bangsa. 

Karena itulah, pemerintah terus berkomitmen menghadirkan layanan terbaik agar ibadah haji benar-benar menjadi pengalaman religius yang tak terlupakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun