Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Money

OJK Ingatkan Industri Multifinance dan P2P Lending untuk Kelola Risiko di Tengah Tren PHK

3 Juni 2025   04:17 Diperbarui: 3 Juni 2025   04:17 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Karyawan PT Sritex terakhir melakukan kerja di perusahaannya di Sukoharjo, Jawa Tengah, ... (Photo by DIKA / AFP via CNBC)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan industri pembiayaan, termasuk perusahaan multifinance dan penyelenggara peer-to-peer (P2P) lending, untuk memperkuat manajemen risiko seiring meningkatnya tren pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor. 

Kondisi ini dikhawatirkan dapat memicu kenaikan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF).

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, menyatakan bahwa perusahaan harus terus mengedepankan prinsip kehati-hatian serta inovatif dalam pengelolaan risiko. 

"Perusahaan didorong untuk terus memperhatikan aspek kehati-hatian, memiliki manajemen risiko yang memadai, dan melakukan inovasi secara berkelanjutan untuk menekan meningkatnya risiko gagal bayar di tengah dinamika perekonomian domestik dan global," ujarnya, dikutip Senin (2/6/2025).

Berdasarkan data OJK per Maret 2025, rasio NPF gross industri multifinance tercatat sebesar 2,71%, sementara rasio NPF net mencapai 0,8%. 

Meski secara bulanan terjadi penurunan, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan Desember 2024.

Peringatan OJK ini datang di tengah tekanan berat yang dialami sektor perhotelan dan restoran, khususnya di Jakarta. 

Setelah sebelumnya industri tekstil mengalami gelombang PHK, kini sektor hospitality juga berada di ambang krisis. 

Efisiensi anggaran pemerintah menyebabkan penurunan okupansi hotel, berkurangnya event, serta lesunya sektor pariwisata karena daya beli masyarakat yang terus melemah.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, mengungkapkan bahwa seluruh segmen hotel --- dari bintang satu hingga lima --- mengalami guncangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun