Jumlah pengangguran di Indonesia terus mengalami tekanan. Bukan cuma karena ekonomi global yang belum pulih sepenuhnya, tapi juga karena gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang menyapu berbagai sektor dan perubahan besar dalam cara dunia bekerja.Â
Pola kerja digital kini makin dominan, otomatisasi semakin meluas, sementara lowongan kerja formal tak bertambah secara signifikan.
Realitas ini membuat ijazah tak lagi cukup. Dunia kerja menuntut lebih dari sekadar selembar sertifikat kelulusan.Â
Kini yang dicari adalah keterampilan nyata, kemampuan beradaptasi, serta kreativitas tinggi.
Ketika Ratusan Pelamar Berebut Satu Lowongan
Cerita tentang sulitnya cari kerja sudah jadi pembicaraan sehari-hari. Di media sosial, kita sering melihat unggahan pelamar kerja yang mengikuti seleksi berulang kali tanpa hasil.Â
Tak sedikit yang harus bersaing dengan ratusan bahkan ribuan orang hanya untuk satu posisi.
Ini bukan sekadar cerita personal---ini fenomena sosial yang luas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7,29 juta orang, meningkat dibandingkan Agustus 2024 yang tercatat 7,28 juta orang.
Lebih dari separuh pengangguran berada di kelompok usia muda (15--24 tahun), dengan tingkat pengangguran usia ini masih sangat tinggi, yakni 19,90%.Â
Ini berarti hampir satu dari lima anak muda Indonesia belum berhasil masuk dunia kerja formal.