Dirjen Hilman Latief menekankan bahwa evaluasi rutin dilakukan terhadap syarikah, termasuk inspeksi mendadak dan pelaporan dari petugas lapangan.Â
Jika ditemukan kekurangan, maka segera dilakukan tindakan korektif agar tidak mengganggu kenyamanan jemaah.
Komunikasi dua arah ini menjadi kunci dalam menjaga kualitas layanan.Â
Apalagi, jumlah jemaah Indonesia yang mencapai ratusan ribu orang memerlukan sistem yang terintegrasi dan tangguh.Â
Oleh karena itu, setiap keluhan atau masukan dari jemaah maupun petugas harus ditindaklanjuti secara cepat dan tepat.
Selain infrastruktur, aspek kesehatan dan keamanan menjadi fokus utama pemerintah.Â
Penyediaan air bersih, makanan bergizi, serta layanan kesehatan 24 jam di titik-titik strategis telah disiapkan.Â
Jemaah juga akan dibekali dengan edukasi kesehatan dan tata cara ibadah dalam kondisi darurat.Â
Salah satu imbauan penting yang terus disuarakan adalah menjaga hidrasi, menggunakan alas kaki, dan mematuhi jadwal yang telah ditetapkan oleh PPIH.
Tim kesehatan juga telah mempersiapkan posko-posko di berbagai lokasi strategis untuk melayani jemaah yang membutuhkan pertolongan medis.Â
Keberadaan ambulans dan alat medis portabel pun diperkuat menjelang masa-masa rawan seperti wukuf dan lontar jumrah.