Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemiskinan yang Diwariskan: Menemukan Jalan untuk Memutus Rantai Tak Kasat Mata

25 Mei 2025   20:35 Diperbarui: 25 Mei 2025   20:35 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Screenshoot via KOMPAS 

Dan saat mimpi itu terwujud, seluruh bangsa akan menikmati hasilnya.

Memutus Rantai, Menulis Takdir Baru

Kita semua punya peran dalam memutus rantai kemiskinan yang diwariskan. 

Pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, komunitas, dan individu bisa menjadi bagian dari perubahan. 

Caranya bisa sederhana: mendukung gerakan literasi, menjadi mentor bagi anak muda dari latar belakang kurang mampu, menyumbang untuk beasiswa, atau sekadar membuka ruang diskusi yang sehat di lingkungan sekitar.

Lebih penting lagi, kita perlu mengubah cara pandang. Jangan lagi menyalahkan orang miskin atas kemiskinannya. 

Jangan ukur kemajuan hanya dari pertumbuhan ekonomi makro tanpa melihat siapa yang tertinggal. 

Jangan puja meritokrasi tanpa menyadari bahwa titik start setiap orang berbeda.

Harapan Itu Nyata

Anak laki-laki yang berlari ke sekolah di awal kisah tadi, bisa jadi akan menjadi guru yang mencerahkan ribuan murid di masa depan. 

Atau dokter di puskesmas terpencil. Atau wirausahawan sosial yang menciptakan lapangan kerja di desanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun