Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

158 Guru Besar FKUI Kritik Kebijakan Kesehatan Nasional

21 Mei 2025   02:31 Diperbarui: 21 Mei 2025   02:31 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Screenshot/Sumber: Kompas.id

Ketika para guru besar di bidang kedokteran menyuarakan keprihatinan, hal itu bukan sekadar opini akademik semata. Pernyataan mereka mencerminkan adanya persoalan mendasar yang perlu segera ditanggapi secara serius. Dalam konteks pendidikan kedokteran dan layanan kesehatan di Indonesia, suara mereka adalah cerminan kegelisahan terhadap arah dan mutu pembangunan sektor kesehatan, terutama dalam proses transformasi yang sedang berlangsung.

Transformasi sistem kesehatan nasional yang dicanangkan pemerintah adalah langkah strategis. Namun, upaya tersebut tidak dapat dijalankan secara sepihak. Keberhasilan transformasi ini sangat bergantung pada kemauan untuk membuka ruang dialog dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk tenaga medis, akademisi, dan institusi pendidikan tinggi.

Suara para guru besar harus dipandang sebagai panggilan moral untuk membenahi sistem secara menyeluruh. Mereka menyampaikan keprihatinan bukan untuk menghambat, melainkan untuk mengingatkan pentingnya pendekatan yang inklusif dan berbasis ilmu. Ke depan, komunikasi yang terbuka dan kolaboratif perlu dijadikan fondasi dalam merancang kebijakan kesehatan agar benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu hidup warga secara menyeluruh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun