Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Financial

Paylater dan Risiko Utang Generasi Muda: Antara Kemudahan dan Ancaman Finansial

9 Mei 2025   14:30 Diperbarui: 9 Mei 2025   14:30 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Muda yang Lagi Mikirin Hutang (Sumber: Cici AI)

Banyak layanan paylater mengenakan bunga tinggi jika pembayaran terlambat, disertai denda harian atau bulanan. Jika pengguna tidak disiplin membayar, utang bisa membengkak dalam waktu singkat.

2. Perangkap Konsumtif dan Gaya Hidup Boros

Paylater mendorong pola belanja impulsif dan konsumsi yang tidak terencana. Kebiasaan ini berisiko membentuk gaya hidup boros yang sulit dikendalikan.

3. Menurunnya Skor Kredit

Banyak pengguna tidak menyadari bahwa keterlambatan atau kegagalan membayar cicilan paylater dapat tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK OJK). Ini bisa berdampak negatif terhadap kemungkinan pengajuan kredit lain di masa depan, termasuk KPR atau pinjaman usaha.

4. Gangguan Kesehatan Mental

Tekanan akibat utang yang menumpuk sering kali memicu stres, kecemasan, dan gangguan psikologis lainnya. Dalam beberapa kasus ekstrem, beban utang bahkan menyebabkan depresi dan tindakan tidak rasional.

5. Ketiadaan Proteksi Hukum yang Kuat

Layanan paylater dari fintech belum sepenuhnya diatur seketat lembaga keuangan resmi. Jika terjadi sengketa, konsumen cenderung dalam posisi lemah, terutama jika menggunakan layanan dari penyedia yang belum terdaftar di OJK.

Studi Kasus: Pengalaman Negatif Pengguna Paylater

Beberapa laporan media nasional mencatat kasus pengguna muda yang terjerat utang paylater hingga puluhan juta rupiah akibat belanja impulsif. Salah satu kasus yang mencuat adalah seorang mahasiswi yang menggunakan paylater untuk membeli barang-barang fesyen dan kebutuhan sehari-hari. Awalnya tampak ringan, namun dalam hitungan bulan utangnya mencapai lebih dari Rp15 juta karena penumpukan bunga dan denda keterlambatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun