Pernahkah Anda mendengar istilah "Parenting VOC"? Â
Istilah ini merujuk pada pendekatan pengasuhan yang terinspirasi oleh kebijakan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), perusahaan dagang Belanda yang pernah berkuasa di Indonesia. Â
Seperti halnya VOC yang dikenal dengan strategi "divide et impera" (pecah belah dan kuasai), "Parenting VOC" diterapkan dengan cara membagi-bagi makanan anak berdasarkan kategori "enak" dan "tidak enak".
Konsep "Parenting VOC" dalam Memilih Makanan:
"Parenting VOC" dalam konteks makanan mengacu pada kebiasaan orang tua yang membagi-bagi makanan anak menjadi dua kategori:
"Enak" (Yang Disukai):Â
Biasanya berupa makanan cepat saji, makanan manis, atau makanan yang mengandung banyak garam.
"Tidak Enak" (Yang Tidak Disukai): Â
Makanan yang mengandung banyak nutrisi, seperti sayur, buah, dan protein, tetapi kurang appealing bagi anak.
Orang tua dengan pendekatan ini cenderung memanjakan anak dengan makanan "enak" sebagai bentuk reward atau hadiah, sementara membatasi makanan "tidak enak" dengan berbagai alasan, seperti "kurang enak", "susah dimakan", atau "tidak suka".
Dampak "Parenting VOC" terhadap Anak:
Pendekatan "Parenting VOC" dalam memilih makanan dapat berdampak negatif pada anak, antara lain:
 Membentuk Pola Makan yang Tidak Sehat:  Anak cenderung terbiasa mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, lemak, dan gula, namun rendah nutrisi, sehingga meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kronis lainnya di masa depan.
Sulit Menikmati Berbagai Jenis Makanan:
 Anak mungkin akan sulit menerima makanan baru dan cenderung menolak makanan yang tidak termasuk dalam kategori "enak".
Ketidakmampuan Mengatur Emosi:
 Pemanfaatan makanan sebagai hadiah atau hukuman dapat membuat anak kesulitan dalam mengatur emosi dan belajar menghadapi tantangan.
Membangun Hubungan yang Negatif dengan Makanan: Â
Anak mungkin akan mengembangkan hubungan yang negatif dengan makanan, menganggap makanan sebagai sumber reward atau hukuman, bukan sebagai kebutuhan dasar untuk kesehatan.
Pendekatan yang Lebih Sehat:
Alih-alih menerapkan "Parenting VOC", berikut beberapa pendekatan yang lebih sehat dalam membantu anak memilih makanan:
 Menjadi Teladan: Â
Orang tua harus menjadi contoh dalam mengonsumsi makanan sehat dan beragam.
Memperkenalkan Makanan Baru Secara Bertahap: Â
Perkenalkan makanan baru secara bertahap dan dengan cara yang menarik, misalnya dengan mengolahnya menjadi bentuk yang lebih lucu atau menambahkan topping kesukaan anak.
Menjadikan Makan Bersama Waktu yang Menyenangkan: Â
Buat waktu makan bersama menjadi momen yang menyenangkan dan bebas dari tekanan.
Hindari Menggunakan Makanan sebagai Hadiah atau Hukuman: Â
Ajarkan anak untuk menghargai makanan sebagai sumber energi dan nutrisi, bukan sebagai alat untuk mendapatkan reward atau hukuman.
"Parenting VOC" dalam konteks memilih makanan bukanlah strategi yang sehat dan berdampak jangka panjang. Â
Pendekatan yang lebih baik adalah mengajarkan anak untuk menghargai nilai nutrisi dalam makanan dan menikmati beragam jenis makanan. Â
Ingat, tanggung jawab orang tua adalah membantu anak membangun pola makan yang sehat dan bahagia, bukan membentuk mereka menjadi "budak" makanan "enak".
Â
Palembang, 20 April 2025
Salam sehat untuk anak-anak kita!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI