Prediksi resesi pun meningkat tajam. Goldman Sachs menaikkan peluang resesi dalam 12 bulan ke depan dari 35% menjadi 45%, sementara TD Securities memperkirakan angka tersebut mencapai 50%. Kebijakan tarif telah memicu serangkaian pukulan terhadap ekonomi AS, termasuk boikot barang-barang AS, penarikan investasi asing, dan penurunan belanja modal.
Â
Kekhawatiran terhadap dampak negatif kebijakan tarif ini bukan hanya datang dari kalangan akademisi, tetapi juga dari lembaga keuangan terkemuka seperti Goldman Sachs dan TD Securities, serta Wall Street dan JP Morgan. Ekonom terkemuka seperti Michael R. Strain dan Moshe Lander juga turut menyuarakan keprihatinan mereka.
Â
Kepanikan yang dialami warga AS dan dunia merupakan reaksi yang wajar terhadap potensi bencana ekonomi global yang ditimbulkan oleh kebijakan ini. Kebijakan tarif Trump, yang bertujuan untuk "Make America Great Again," justru berpotensi memperlambat ekonomi AS, mengganggu rantai pasokan industri domestik, dan memperburuk ketidakstabilan ekonomi global. Ironisnya, kebijakan yang dimaksudkan untuk memperkuat AS justru dapat membawa negara tersebut ke jurang resesi. Kontradiksi antara tujuan dan dampak kebijakan ini semakin mempertegas perlunya evaluasi dan pertimbangan yang lebih matang dalam pengambilan kebijakan ekonomi internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI