Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Tarif Trump: Ancaman Resesi bagi Ekonomi AS?

15 April 2025   00:17 Diperbarui: 14 April 2025   22:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump Gaya Artificial Intelligence (AI)

Perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal Presiden Trump telah memasuki babak baru dengan reaksi beragam dari negara-negara di dunia. China, sebagai salah satu negara yang paling terdampak, telah memilih untuk melawan (fight) dengan menerapkan tarif balik (retaliatory tariffs). Pada 10 April 2025, China mengumumkan kenaikan tarif untuk produk AS menjadi 125%, namun Trump merespon dengan menambahkan bea masuk lebih lanjut, sehingga total tarif untuk produk China mencapai 145%. Langkah ini menunjukkan eskalasi yang signifikan dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia.

 

Di sisi lain, sejumlah negara memilih strategi "flight," berupa penyesuaian kebijakan dan langkah diplomatik untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan Trump. Kamboja, misalnya, mengambil langkah proaktif dengan menurunkan tarif ekspor untuk produk AS dari 35% menjadi 5% untuk 19 kategori produk. Langkah ini menunjukkan upaya untuk meredakan ketegangan dan menghindari eskalasi konflik perdagangan.

 

Indonesia, sebagai negara yang juga terkena dampak kebijakan tarif Trump, memilih jalur diplomasi. Pengiriman delegasi ke AS menunjukkan upaya untuk melakukan negosiasi dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Strategi ini menekankan pentingnya dialog dan kerjasama dalam menyelesaikan perselisihan perdagangan.

 

Perbedaan strategi antara China dan negara-negara seperti Kamboja dan Indonesia mencerminkan beragamnya kemampuan dan pilihan yang dimiliki oleh negara-negara dalam menghadapi tekanan ekonomi global. China, dengan kekuatan ekonomi yang besar, mampu memberikan perlawanan langsung melalui tarif balik. Sementara itu, negara-negara dengan ekonomi yang lebih kecil memilih untuk mengurangi dampak negatif melalui penyesuaian kebijakan dan diplomasi.

 

Perkembangan selanjutnya dari perang dagang ini akan bergantung pada bagaimana negara-negara merespon kebijakan Trump dan bagaimana negosiasi dan diplomasi dapat menghasilkan solusi yang adil dan berkelanjutan.  Eskalasi konflik atau penyelesaian damai akan memiliki implikasi yang signifikan terhadap perekonomian global dan hubungan internasional.

"Make America Wealthy Again": Pidato Trump dan Indikasi Kemunduran AS

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun