Perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal Presiden Trump telah memasuki babak baru dengan reaksi beragam dari negara-negara di dunia. China, sebagai salah satu negara yang paling terdampak, telah memilih untuk melawan (fight) dengan menerapkan tarif balik (retaliatory tariffs). Pada 10 April 2025, China mengumumkan kenaikan tarif untuk produk AS menjadi 125%, namun Trump merespon dengan menambahkan bea masuk lebih lanjut, sehingga total tarif untuk produk China mencapai 145%. Langkah ini menunjukkan eskalasi yang signifikan dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Â
Di sisi lain, sejumlah negara memilih strategi "flight," berupa penyesuaian kebijakan dan langkah diplomatik untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan Trump. Kamboja, misalnya, mengambil langkah proaktif dengan menurunkan tarif ekspor untuk produk AS dari 35% menjadi 5% untuk 19 kategori produk. Langkah ini menunjukkan upaya untuk meredakan ketegangan dan menghindari eskalasi konflik perdagangan.
Â
Indonesia, sebagai negara yang juga terkena dampak kebijakan tarif Trump, memilih jalur diplomasi. Pengiriman delegasi ke AS menunjukkan upaya untuk melakukan negosiasi dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Strategi ini menekankan pentingnya dialog dan kerjasama dalam menyelesaikan perselisihan perdagangan.
Â
Perbedaan strategi antara China dan negara-negara seperti Kamboja dan Indonesia mencerminkan beragamnya kemampuan dan pilihan yang dimiliki oleh negara-negara dalam menghadapi tekanan ekonomi global. China, dengan kekuatan ekonomi yang besar, mampu memberikan perlawanan langsung melalui tarif balik. Sementara itu, negara-negara dengan ekonomi yang lebih kecil memilih untuk mengurangi dampak negatif melalui penyesuaian kebijakan dan diplomasi.
Â
Perkembangan selanjutnya dari perang dagang ini akan bergantung pada bagaimana negara-negara merespon kebijakan Trump dan bagaimana negosiasi dan diplomasi dapat menghasilkan solusi yang adil dan berkelanjutan. Â Eskalasi konflik atau penyelesaian damai akan memiliki implikasi yang signifikan terhadap perekonomian global dan hubungan internasional.
"Make America Wealthy Again": Pidato Trump dan Indikasi Kemunduran AS
Â