- Retaliasi dari Negara Lain: Negara-negara yang terkena dampak tarif kemungkinan akan melakukan retaliasi dengan memberlakukan tarif mereka sendiri terhadap produk AS, memicu perang dagang yang merugikan semua pihak.
- Gangguan Rantai Pasokan: Tarif dapat mengganggu rantai pasokan global, menyebabkan kekurangan barang dan peningkatan biaya produksi.
Â
Meskipun Trump berargumen bahwa kebijakan ini akan melindungi industri dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja, Â banyak ekonom memperingatkan bahwa dampak negatifnya akan jauh lebih besar. Â Kenaikan harga, penurunan daya saing, dan potensi perang dagang dapat memicu penurunan ekonomi yang signifikan, bahkan resesi. Â Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan ini juga dapat mengurangi investasi dan pertumbuhan ekonomi. Â Oleh karena itu, kebijakan tarif Trump ini patut dikaji ulang dan dievaluasi secara cermat, mengingat potensi risiko yang sangat besar terhadap ekonomi AS dan global.
Perang Dagang Trump: Reaksi Global terhadap Kebijakan Tarif Resiprokal
Â
Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Donald Trump pada April 2025, didasarkan pada argumen ketidakseimbangan struktural dalam sistem perdagangan global. Trump berpendapat bahwa tarif tinggi yang diberlakukan sejumlah negara terhadap produk AS, seperti China (125%), Kamboja (97%), Indonesia (64%), dan Uni Eropa (39%), telah menyebabkan defisit perdagangan tahunan AS yang mencapai lebih dari 40% selama lima tahun terakhir, mencapai 1,2 triliun dolar AS pada tahun 2024. Defisit ini, menurut Trump, sebagian besar berasal dari komoditas produk manufaktur.
Â
Untuk mengatasi hal ini, Trump mendeklarasikan keadaan darurat nasional dan "hari kebebasan," menganggap kebijakan tarifnya sebagai langkah untuk mengembalikan keseimbangan perdagangan. Namun, kebijakan ini bukanlah langkah mendadak. Prosesnya dimulai sejak Januari 2025 dengan penandatanganan "America First Trade Policy," yang diikuti oleh memorandum "Reciprocal Trade and Tariffs" pada Februari 2025, yang menjadi dasar pengumuman kebijakan tarif baru.
Â
Kebijakan tarif ini, yang secara efektif merupakan perang dagang, telah memicu kepanikan global. Ancaman terhadap stabilitas perdagangan internasional sangat nyata. Negara-negara di seluruh dunia kini dihadapkan pada dilema "fight or flight"---melawan kebijakan Trump dengan retaliasi atau menyerah dan menerima konsekuensinya.