Pasar saham global mengalami lonjakan signifikan menyusul pengumuman penundaan sebagian tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump. Indeks-indeks utama di AS mencatat kenaikan tajam, dengan S&P 500 menguat 9,52% dan Nasdaq melonjak 12,16%. Sentimen positif ini menjalar ke pasar Asia, di mana indeks Nikkei 225 Jepang naik hampir 9% dan IHSG menguat 5%. Namun, di balik euforia ini, para analis mengingatkan bahwa lonjakan ini mungkin bersifat sementara dan risiko gejolak pasar tetap tinggi.
Â
Meskipun reli ini memberikan suntikan kepercayaan pada pasar, para analis memperingatkan bahwa pemulihan ini mungkin tidak akan berlangsung lama dan tidak akan sepenuhnya mengembalikan kondisi pasar ke keadaan sebelum adanya kebijakan tarif Trump. Survei Reuters dan Ipsos menunjukkan bahwa sebagian besar warga AS (tiga dari empat responden) memperkirakan kenaikan harga dalam beberapa bulan mendatang, mencerminkan kekhawatiran akan dampak inflasi jangka panjang dari kebijakan proteksionis.
Â
Ketidakpastian tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar keuangan. Sifat sensitif pasar terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik global menyebabkan gejolak yang tak terhindarkan. Meskipun Goldman Sachs memangkas proyeksi kemungkinan resesi dari 65% menjadi 45% setelah pengumuman penundaan tarif, risiko resesi masih ada. Lebih lanjut, kebijakan tarif yang masih berlaku, meskipun ditunda sebagian, diperkirakan akan menyebabkan peningkatan 15% dalam tingkat tarif secara keseluruhan, yang berpotensi memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Â
Lonjakan harga saham yang terjadi merupakan reaksi positif terhadap penundaan tarif Trump, namun bukan jaminan stabilitas jangka panjang. Â Ketidakpastian ekonomi dan politik global, Â dikombinasikan dengan kebijakan tarif yang masih berlaku, Â menunjukkan bahwa volatilitas pasar akan tetap menjadi ciri khas pasar keuangan dalam waktu dekat. Â Para investor perlu tetap waspada dan mempertimbangkan risiko yang ada sebelum membuat keputusan investasi.
Peringatan WTO: Eskalasi Ketegangan AS-China Ancam Hancurkan Perdagangan dan Ekonomi Global
Â
Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala, memberikan peringatan keras terkait meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China. Mengutip kantor berita AP, Okonjo-Iweala menyatakan bahwa eskalasi konflik perdagangan dapat mengakibatkan penurunan perdagangan barang antara kedua negara hingga 80%, dengan dampak negatif yang signifikan terhadap prospek ekonomi global.
Â