Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, Abra berpendapat bahwa Indonesia masih dapat mengimpor jagung pakan, serta menambah impor gandum dan kedelai dari AS. Impor jagung pakan masih dibutuhkan untuk sementara waktu sambil menunggu tercapainya swasembada jagung. Sementara itu, impor gandum dan kedelai tetap diperlukan karena Indonesia masih kesulitan memproduksi kedua komoditas tersebut dalam jumlah yang cukup.
Â
Abra juga menekankan pentingnya mempertahankan neraca komoditas sebagai alat untuk menjaga keseimbangan antara komoditas impor dan produksi dalam negeri. Neraca komoditas dapat digunakan sebagai panduan dalam menentukan jumlah impor yang tepat agar tidak mengganggu produksi dalam negeri dan sekaligus memenuhi kebutuhan nasional.
Â
Kesimpulannya, Â deregulasi kebijakan impor pangan harus dilakukan secara terukur dan hati-hati. Â Identifikasi komoditas, Â perhitungan tingkat sensitivitas terhadap produsen dalam negeri, Â dan pemeliharaan neraca komoditas merupakan langkah-langkah penting untuk memastikan bahwa kebijakan impor tidak merugikan petani dan peternak serta tidak menghambat program swasembada pangan. Â Kebijakan impor harus menjadi instrumen untuk mendukung, Â bukan menghambat, Â upaya peningkatan produksi dalam negeri.
Artificial Intelligence (AI)
Terima kasih telah membaca artikel ini. Â Kami berharap informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembaca. Â Pendapat dan tanggapan Anda sangat kami apresiasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI