Mohon tunggu...
Harlinton Simanjuntak
Harlinton Simanjuntak Mohon Tunggu... Administrasi - Disciple

Gunung itu tempat terindah merefleksikan keagungan Sang Pencipta. Ayo daki gunung....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seruan Danau Toba

7 November 2023   16:31 Diperbarui: 7 November 2023   16:33 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku Danau Toba, danau vulkanik terbesar, bukan saja karena luasnya namun juga dengan budayanya. Aku berdiam ditengah pulau, menjadi ikon kebanggaan bagi suatu bangsa. Aku bersahabat dengan segala mahkluk, aku memberi damai kepada semua.

Tapi lihatlah, aku sekarang merana, aku sedih, aku kritis, aku terancam, aku tercemar. Siapakah gerangan yang hendak pedulikan aku? Adakah gerangan mendengar teriakku dan seruanku? Aku memohon, perhatikanlah aku, lihatlah aku, pedulilah kepadaku.

Sedikit saja waktu yang aku miliki, aku memohon, jangan biarkan aku seperti ini. Bukankah engkau datang kepadaku hendak mencari kedamaian? Bukankah engkau datang kepadaku hendak memenuhi ekonomimu? Bukankah engkau datang kepadaku hendak melihat keagungan-Nya? Marilah, berikan kepedulianmu, sedikit saja. Aku hanya meminta engkau peduli akan aku.

Ingatlah, aku memiliki batas kesabaran, bilamana kesabaranku akan habis, penyesalan yang akan aku hadirkan. Aku bersahabat dengan angin, aku berteman dengan semesta. Bilamana kesabaranku habis, badai mungkin akan melandamu, kehancuran telah mengintipmu. Adakah engkau terjaga akan gugatanku? Adakah engkau lamban mengerti? Adakah engkau tidak dapat membuat kalkulasi?

Tidak banyak waktu lagi, segeralah bertindak, lekaslah bergegas, satukanlah semangatmu, ambillah keputusan, laksanakan kebijakan, tuntaskan konservasi. Aku Danau Toba tidak dapat menahan diri, hutan gundul, resapan air tidak terjadi, longsor akan segera tiba, kepunahan akan menjadi malapetaka, ingatlah, aku Danau Toba, sudah menyampaikan kepadamu, segeralah pedulikan aku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun