Mohon tunggu...
Harlinton Simanjuntak
Harlinton Simanjuntak Mohon Tunggu... Administrasi - Disciple

Gunung itu tempat terindah merefleksikan keagungan Sang Pencipta. Ayo daki gunung....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Love, Sex, dan Dating: Pergumulan Tiada Akhir!

20 November 2019   13:59 Diperbarui: 20 November 2019   14:08 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

LOVE, SEX, and DATING : PERGUMULAN TIADA AKHIR!

"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan delap?" -- 2 Korintus 6 : 14

Love, sex and dating, dalam perspektif iman Kristen merupakan anugerah dari Tuhan yang bernilai kudus dan mulia, sehingga harus diperlakukan dengan penuh kehormatan dan tanggung jawab. Mengapa Love, Sex, and Dating itu merupakan pergumulan tiada akhir? Sebelum kita jauh membahas tentang tema ini, kita perlu mengenal terlebih dahulu pandangan iman Kristen mengenai "Love, Sex, and Dating".

LOVE

Dalam konsep kekristenan dikenal dua hukum yang terutama, sebagaimana yang Yesus katakan, dalam Markus 12:30-31 "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Alkitab menggambarkan cinta oleh satu konsep dasar dalam iman Kristen yaitu kasih. Dalam 1 Kor. 13:4-7 mengatakan "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

Di Alkitab, dalam bahasa Yunani, terdapat empat pengertian cinta (red. Kasih) yang memiliki makna tersendiri yaitu:

  • Eros : Eros merupakan cinta kasih birahi. Cinta berdasarkan ketertarikan akan lawan jenis. Ciri-cirinya yaitu cinta bersyarat, cinta yang menguasai, cinta yang timbal-balik.
  • Phileo : Phileo merupakan cinta kasih persahabatan atau pertemanan. Bersifat saling mendukung antara dua orang yang bersahabat. Ciri-cirinya yaitu saling member, saling mendukung, dan cinta yang timbal-balik.
  • Storge : Storge merupakan cinta kasih kekeluargaan. Cinta yang didasarkan pada relasi dalam keluarga antara orang tua dan anak atau sebaliknya. Ciri-cirinya bersifat mengayomi dan cinta yang timbal-balik.
  • Agave : Agave merupakan cinta kasih yang universal dan tanpa syarat. Cinta yang tetap dicurahkan sekalipun luka atau duka yang harus diterima. Ciri-cirinya yaitu cinta tanpa syarat, tidak timbal-balik, tidak posessif, bersedia menerima kekurangan yang dicintai, dan mudah mengampuni.

Pada dasarnya, cinta di dalam iman Kristen bersifat kekal karena cinta kuat seperti maut bahkan air yang banyak tak dapat memadamkan cinta (Kid. 8:6-8). Cinta itu merupakan inisiatif Allah (Yoh. 3:16). Cinta itu adalah komitmen selama-lamanya didalam kekudusan (lih. Mat. 19:6; bdk. 1 Pet. 1:16). Cinta itu melibatkan keseluruhan diri seseorang yaitu tubuh, jiwa, dan roh.

SEX

Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya dengan dua jenis yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan (Kej. 1:27). Sejak semula Allah telah menetapkan bahwa perbedaan seksualitas merupakan bagian dari rencana agung Allah dalam penciptaan. Didalam proses penciptaan, Allah menyatakan bahwa apa yang Allah ciptakan itu "baik" bahkan "sungguh amat baik". Seks merupakan anugerah Allah yang sangat indah, bahkan seks merupakan pemberian Allah yang sangat membahagiakan.

Namun, seks dapat disalahgunakan oleh manusia. Sebagai akibat dari kejatuhan manusia ke dalam dosa. Seks itu menjadi dosa bila dilakukan tidak di dalam pernikahan. Karena sejatinya, seks diperuntukan bagi manusia untuk dinikmati hanya di dalam pernikahan kudus. Pada dasarnya seksualitas dipergunakan harus dengan penuh kehormatan dan tanggung jawab. Melakukan hubungan seks diluar pernikahan merupakan perbuatan dosa (lih. Amsal 5:9). Percabulan dan Perzinahan merupakan dosa seksualitas yang dilarang untuk dilakukan oleh manusia (lih. Mat. 5:28; Mrk. 7:21; Rm. 13:9; Amsal 6:32-33). Penyimpangan seksual (red. LGBT) juga merupakan dosa yang dimurkai oleh Allah (lih. Rm. 1:26-27; Kej. 19).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun