Mohon tunggu...
Hari Wiryawan
Hari Wiryawan Mohon Tunggu... Dosen - Peminat masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo.

Penulis lepas masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Melihat Rekam Jejak Tiga Bacapres, Ala Anies Baswedan

23 September 2023   11:30 Diperbarui: 23 September 2023   11:44 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hubungan mesra Anies dan Prabowo ternyata tidak lama. Keduanya mulai renggang setelah Prabowo bergabung Presiden Jokowi, 2019. Sementara hubungan Anies dan Habib Rizieq juga renggang setelah Rizieq masuk penjara pada masa Pandemi.

Dari sekutu Prabowo Subianto dan Habib Rizieq, Anies kemudian berpaling dan jatuh dalam pelukan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh. Nama terakhir inilah yang mencalonkan Anies sebagai presiden dan bahkan mencarikan jodoh calon wakil presiden, Cak Imin.

Berpindah-pindah afiliasi politik yang sangat ekstrim, sebenarnya telah dilakukan oleh Anies Baswedan sejak lama. Inkonsistensi ini bila kita runut lebih jauh telah terjadi jauh-jauh hari di masa lalu dalam "karir politik" Anies Baswedan. Pada waktu Anies masih mahasiswa, ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi MPO. HMI MPO adalah HMI sempalan yang menentang asas tunggal Pancasila pada masa Orde Baru. HMI MPO berseberangan dengan HMI Dipo (sekretariatnya di Jl Diponegoro, Jakarta) yang menerima asas tunggal Pancasila.

Sikap HMI Dipo yang menerima Pancasila itu mendapat dukungan dari tokoh alumni HMI Prof Nurcholish Madjid (Cak Nur). Cak Nur bersama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada waktu itu berusaha untuk meyakinkan kalangan Islam agar menerima Pancasila. Walhasil Cak Nur dan Gus Dur justru mendapat tentangan dari sebagian umat Islam sendiri.

Setelah Anies menyelesaikan studinya, kemudian bekerja sebagai dosen dan kemudian sukses meniti karir sebagai rektor di Universitas Paramadina. Perguruan tinggi ini didirikan oleh Yayasan Paramadina dimana Cak Nur adalah pendiri dari yayasan dan universitas Paramadina. Di sini kita melihat perubahan pandangan Anies dari menentang asas tunggal Pancasila kemudian beralih kepada kelompok pendukung Pancasila.

Setelah sukses sebagai Rektor Universitas Paramadina, Anies kemudian aktif sebagai Tim Pemenangan capres Jokowi tahun 2014. Anies juga menjadi tim inti proses transisi Presiden terpilih Jokowi, dan  sebagai menteri Pendidikan. Namun tidak lama kemudian Anies diberhentikan oleh Presiden Jokowi, seperti diuraikan di atas.

Perhatikan lika-liku sosok Anies Baswedan dari satu kutub ke kutub ideologi politik yang lain. Dari yang pro-Pancasila ke yang anti Pancasila dan sebaliknya.

Prabowo Subianto

    Rekam jejak Prabowo Subianto yang menonjol adalah saat ia menjadi komandan korps pasukan baret merah, Kopassus. Prabowo banyak disebut terlibat dalam aksi penculikan dan penghilangan sejumlah aktivis pro demokrasi. Keterlibatan Prabowo ketika menjadi Komandan Kopassus tentu sebagai baktinya kepada sang mertua, Presiden Suharto.

Dalam karir politiknya Prabowo pernah bersekutu dengan Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden, 2009. Ayah Megawati Soekarnoputri, yaitu Bung Karno adalah salah satu musuh politik dari mertua Prabowo, Suharto. Di sini kita melihat Prabowo dari kutub Suharto menuju ke kutub Sukarno. Pada Pilpres 2014 dan 2019 Prabowo melawan Jokowi dengan menggandeng kalangan radikal termasuk FPI dan HTI. Di sini Prabowo berlari menuju kutub yang lain kaum radikal, melawan Jokowi anak ideologis Bung Karno.

Langkah Prabowo ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Anies Baswedan. (Lebih tepatnya Anies Baswedan mengikuti langkah Prabowo Subianto). Namun haluan politik Prabowo berubah setelah Pemilu 2019 dan kini menghadapi Pilpres 2024, Prabowo tidak lagi bersama FPI dan Habib Rizieq namun bersama Jokowi. Puja-puji Prabowo kepada Jokowi tidak pernah berhenti menjelang Pilpres 2024. Sementara kepada sekutu eratnya dalam dua Pilpres yang lalu, yaitu Habib Rizieq Shihab tidak lagi terdengar, serupa dengan Anies Baswedan. Jika Anies memiliki patron baru yaitu Surya Paloh, Prabowo memiliki pula gebetan baru yaitu Joko Widodo. Serupa dengan Anies Baswedan, Prabowo Subianto telah melupakan Habib Rizieq, paling tidak hingga September 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun