Sebagian kisah tersebut saya kutip dari channel Youtube Dr. Indrawan Nugroho dan artikel India Forbes.
Fenomena Gentrifikasi
Arti gentrifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah imigrasi penduduk kelas menengah ke wilayah kota yang buruk atau yang baru saja diperbaharui dan dimodernisasi.
Sridhar Vembu pernah berujar, “I always thought that people migrating from villages to cities is not a good idea”. Pemikiran itu jugalah yang mendorongnya mengoperasikan bisnis di desa.
Di Indonesia, gentrifikasi telah menjelma menjadi persoalan yang kompleks, percampuran antara ekonomi, sosial, dan keamanan. Data 5 tahunan Badan Pusat Statistik, persentase penduduk perkotaan menunjukkan trend peningkatan sejak tahun 2010 dari 49,8% menjadi 56,7% pada tahun 2020. Peningkatan tersebut diprediksi akan berlanjut hingga tahun 2035 sebesar 66,6%.
Arus perpindahan penduduk dari desa ke kota memang sulit untuk dicegah. Ada berbagai berbagai faktor penyebabnya.
Pertama, keterbatasan kesempatan kerja di desa mendorong sumber daya produktif mencari mata pencaharian ke kota.
Kedua, kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih baik umumnya tersedia di kota. Sayangnya, mereka yang telah selesai menjalani pendidikan tersebut enggan kembali ke kampung halamannya. Alasannya lagi-lagi keterbatasan kesempatan kerja di kampung.
Ketiga, mindset parameter kesuksesan adalah ketika berhasil hidup di kota. Cara berpikir seperti itu mendorong orang tanpa keterampilan memadahi mencoba mengadu nasib di kota. Akan tetapi, banyak yang gagal karena ketiadaan ketrampilan yang dapat digunakan untuk mencari nafkah yang layak di kota.
Memajukan Desa
Jakarta sebagai tujuan utama imigran terus berbenah. Persoalan mendasar yang paling nampak berupa kepadatan yang menyebabkan kemacetan, belakangan tambah masalah polusi. Berbagai infrastruktur transportasi terus dibangun untuk mengatasi permasalahan menahun itu.