Mohon tunggu...
Harisma izza Z
Harisma izza Z Mohon Tunggu... Lainnya - Bawes

akun ini untuk menyelesaikan tugas kuliah saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Anak dalam Pengembangan Kreativitasnya

8 November 2020   16:00 Diperbarui: 8 November 2020   16:03 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kreativitas anak usia dini dikembangkan melalui berbagai metode atau cara yang tidak sulit bagi anak. Hal ini dapat diarahkan melalui proses atau aktivitas yang bermakna. Maka dari itu pengembangan kreativitas dapat dilakukan dengan aktivitas bereksplorasi. Aktivitas bereksplorasi dapat berisi beberapa macam kegiatan, dimana anak dapat menemukan dan memecahkan masalah. Aktivitas bereksplorasi menyediakan kesempatan untuk menjelajah dan mengalami sendiri berbagai macam solusi pada masalah yang sebenarnya.

Anik Pamilu (2007: 52) menyatkan bahwa ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau penjelajahan individu terhadap sesuatu. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan tersebut dapat berupa lingkungan, diantaranya hutan, bukit, pasir, laut, kolam, dan lingkungan alam lainnya. Menurut Rachmawati & Kurniati (2005: 55) bahwa "Eksplorasi merupakan kegiatan penjelajahan yang dilakukan anak terhadap sesuatu dan memberikan kesempatan anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya anak membuat sesuatu yangmenarik perhatiannya". Dalam kehidupannya sehari-hari anak-anak banyak melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya baik dengan benda, binatang, tanaman, manusia, peristiwa atau kejadian. Biarkan anak memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya dan biarkan anak melakukan trial dan error, karena memang anak adalah seorang penjelajah yang ulung. Eksplorasi merupakan salah satu dari jenis metode yang memberikan rangsangan agar anak bisa lebih kreatif melalui imajinasi anak dan percaya diri anak. Oleh karena itu metode eksplorasi bisa dikatakan mampu sebagai media pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi, serta mampu mengapresiasi karya, merupakan bagian dari indikator kreativitas.

Untuk memberikan pengalaman baru pada anak-anak berikanlah waktu khusus dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya, seperti museum, kebun binatang dan taman rekreasi. Hal-hal baru ini dapat meningkatkan atau merangsang imajinasi dan eksplorasi anak sehingga kreativitas anak semakin meningkat. Kegiatan eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber alam yang terdapat di tempat itu, eksplorasi dapat memberikan kesempat an bagi anak untuk melihat, memaharni, merasakan, dan pada akhir nya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan tersebut bisa berupa lingkungan di antaranya hutan, bukit, pasir, laut, kolam, dan lingkungan alam lainnya.

Kegiatan yang dapat dikembangkan berkenaan dengan pengembangan kreativitas anak melalui eksplorasi ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar tempat tinggal anak, atau juga kegiatan-kegiatan yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai medianya misalnya, belajar pada alam sekitar (BALS), Mediated Learning Experience, dan Outbound Training. Rachmawati (2001) Belajar pada Alam Sekitar atau BALS, anak dapat mengenal berbagai makhluk, warna, bentuk, bau, rasa, bunyi, dan ukuran melalui alam. Anak juga dapat meniru dan membuat duplikasi alam sesuai imajinasi dan kemampuannya. Mediated learning eksperience adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran, orang tua atau guru dapat mengamati dan memilih benda apa saja yang ada di sekitar anak, untuk selanjutnya benda tersebut dieksplorasi secara mendalam sehingga didapatkan pengetahuan baru. Ancok (2002), Out bound Management Training merupakan program pelatihan manajemen di alam terbuka yang berdasarkan pada prinsip "Experientil Learning" (Belajar melalui pengalaman langsung) yang disajikan dalam bentuk simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media pe nyampaian materi. Dilihat dan segi kegiatan outbound training dapat dilakukan dengan berbagai cara di samping permainan, dapat juga melalui petualangan (adventure) dan kegiatan penuh tantangan se perti menyusuri sungai atau menyusuri bukit.

Melalui kegiatan bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaat kan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Bermain bagi anak juga merupakan suatu proses kreatif untuk bereksplorasi, mempelajari keterampilan yang baru dan bermain dapat menggunkan simbol untuk menggambarkan dunianya. Manfaat bermain dengan alam bagi anak seperti berikut,

  • Berekspresi lebih bebas saat berada di alam terbuka, anak bisa lebih bebas berekspresi. Ia bisa berteriak, ber lari, atau melompat tanpa mengalami hambatan.
  • Lebih percaya diri, anak-anak yang terbiasa bermain di alam akan tumbuh lebih percaya diri. Misalnya, saat melihat katak di kubangan air, ia tidak merasa takut.
  • Ketika menikmati keindahan alam, orangtua atau pendamping bisa memasukan nilai-nilai yang dianggap penting. Misalnya, perlunya menjaga kebersihan lingkungan, tidak membunuh hewan, merawat tanaman, dan sebagainya
  • Memberikan kepuasan yang didapat anak dengan bermain di alam bebas tidak akan sama dibandingkan saat bermain di tanam bermain, di rumah, atau di mall.

Membiarkan seorang anak untuk bereksplorasi di alam identik membuat anak kotor karena jenis permainan dan alat bermain yang dipergunakan dapat mengakibatkan tubuh, pakaian, dan tempat bermainnya kotor dan berantakan. Alat bermainnya sendiri mencakup benda yang secara umum dianggap kotor ataupun yang tidak kotor, misalnya, dari bedak, tanah, sampai lumpur. Contoh- contoh kegiatan saat bermain diluar rumah atau alam sekitar, yaitu

  • Bermain pasir
  • Bermain tanah liat
  • Bermain dengan hewan di sekitar
  • Bermain air
  • Bermain dengan tumbuhan di sekitar
  • Bermain peran dengan teman- temannya
  • Merawat alam sekitar
  • Dsb

Kegiatan- kegiatan diatas sangat mempengaruhi kehidupan anak. Semakin anak mengenal lingkungannya maka akan bertambah pengetahuannya dan ide-idenya, manfaat pada anak adalah

  • Wawasan informasi yang lebih luas dan lebih nyata.
  • Memperjelas konsep dan keterampilan yang telah dimilikinya
  • Memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan manusia de ngan berbagai situasi dan kondisi yang ada.
  • Menumbuhkan rasa keingintahuan anak tentang ataupun baru diketahuinya.
  • Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana memahami lingkungan yang ada di sekitar serta bagaimana memanfaatkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun