Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mempertobatkan Kelompok Marginal LGBT

24 November 2018   09:26 Diperbarui: 24 November 2018   10:05 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok marginal LGBT kerap kali menjadi korban persekusi. || Sumber gambar : Twitter Voxpop Indonesia

Sekalipun Indonesia adalah negeri yang ditinggali banyak orang dengan berbagai corak dan latar belakang, kelompok LGBT merupakan kelompok marginal. Sikap sosial budaya terhadap beragam orientasi seksual dan identitas gender mencerminkan kontras antara mereka yang bersikap progresif dan bersedia menerima dengan mereka yang tidak. 

Populasi penduduk Indonesia mayoritas adalah pemeluk Islam. Ajaran Islam yang secara konservatif menolak kelompok LGBT, mempengaruhi pandangan masyarakat secara keseluruhan dengan cara yang negatif. Stigma kelompok LGBT yang merupakan kegiatan menyimpang dan menyalahi kodrat begitu kuat bercokol dalam benak masyarakat Indonesia.

Dalam rentang waktu  tahun 2015 sampai awal tahun 2016, isu kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender) menjadi salah satu isu penting yang marak diberitakan oleh beberapa media mainstream bahkan menjadi bahan diskusi oleh beberapa pakar di Indonesia. Contoh saja, kolom di majalah Gatra no 14 tahun XXII yang beredar pada Kamis 4 Februari 2016 dengan judul berita Arus LGBT Masuk Kampus di Indonesia. Dalam tulisan tersebut diberitakan tentang bentuk aktivitas kelompok LGBT di kampus dan komunitas tertentu yang pro dengan kelompok LGBT seperti Support Group dan Resource Centre on Sexuality Studies (SGRC).

Indonesia sebagai sebagai sebuah negara dengan populasi muslim terbanyak, agama Islam dan segala urusan yang berkaitan dengannya, tentu menjadi sorotan publik dan tidak pernah semata-mata menjadi urusan pemeluk Islam sendiri. Sebab, yang terjadi pada Islam dan umatnya tentu akan membawa dampak yang besar buat orang-orang lain. 

Walaupun Indonesia memiliki latar belakang masyarakat plural tersebut, akan terbentuk open society yang menurut Karl R Popper adalah masyarakat berpemikiran terbuka terhadap perbedaan dan masyarakat yang mengembalikan persoalan kepada musyawarah dan diskusi ketika menyangkut kemaslahatan umat. Kelompok LGBT tetap masih menjadi kaum minoritas yang marginal di mata masyarakat Indonesia.

LGBT dalam Kajian Agama dan Sosial

Mayoritas ulama Islam Indonesia berpendapat bahwa kelompok LGBT adalah kaum terkutuk yang mengingkari kodrat manusia pada umumnya. Banyak mufassir berpendapat bahwa ayat Al- Quran surah Al-araf ayat 80-81 merupakan ayat yang erat kaitannya dengan kelompok LGBT. Semisal Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar berpendapat bahwa Nabi Lth as. diberi tugas suci oleh Allah mengajak kaumnya kembali kepada tauhid, mengesakan Allah dan meninggalkan perangai yang sangat buruk dan busuk itu. 

Di ayat ini dijelaskan bunyi teguran Nabi Lth as. kepada mereka bahwa perbuatan mereka yang keji dan tercela itu belum pernah dikerjakan oleh seorangpun yang ada di waktu itu. Sehingga dikatakan bahwa kaum yang pertama berbuat demikian di dunia ini ialah penduduk Sodom dan Gemorrah (Sadum dan Amurrah) itu.

Kaum Nabi Lth as. tidak timbul syahwat melihat perempuan, tetapi timbul nafsu dan berselera melihat laki-laki muda. Kata orang sekarang, jiwa orang yang seperti ini sudah abnormal. Akhlak mereka sudah sangat rusak, martabat manusia menjadi lebih hina daripada binatang. Sebab binatang, walaupun bagaimanapun kebinatangannya, baik yang berkaki dua seperti burung ataupun makhluk berkaki empat, yang jantan tetap mencari yang betina.

Kita tentu mengetahui binatang itu mempunyai syahwat untuk bersetubuh, namun tujuan mereka sangat jelas, yaitu hendak mendapat keturunan. Ketika burung-burung telah mendapat pasangan jantan dan betina, sambil berkasih-kasihan mereka membuat sarang untuk si betina bertelur, mengeram dan menetas. Walaupun anjing kadang-kadang memalukan dalam cara persetubuhannya, dan kucing bersorak-sorak di musim bersetubuh, namun tujuan setubuh mereka itu sangat jelas, yaitu menginginkan keturunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun