Mohon tunggu...
Rishar SaidahTulan
Rishar SaidahTulan Mohon Tunggu... Lainnya - Be close to god, thus we will find the peace.

Larik puisi bagian ku menuntun sukma tuk tak sembilu, aku si penyair fajar yang membentang bagai rembulan. Itu saja kiasan liniku, semoga bisa membantu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mujahid Surga Calonku Part 1

8 Januari 2022   22:08 Diperbarui: 22 Oktober 2023   18:57 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Part 1

Denting rintik air mulai mengering,dibalik jeruji pagar besi yang hitam pekat nan elegan. meruncing pikiran nya ketika mata itu mulai terbelalak sadar, bahwa bersama air itu matanya yang sembab pun menjadi kering. Seakan raganya memiliki sentuhan semesta dan berbisik pelan." hentikanlah kegundahan mu itu, musik alam kini telah usai, jangan biarkan burung-burung itu, semut-semut yang merangkak pelan mendengar mu, meneteskan butir-butir kristal dari bola mata indah yang selalu menipu pandangan bagi yang melihat". 

Sadarlah! kembali ke asal mu, periang nan penyayang. memberi juga mengasihi itulah Ia. "aduh, aku harus bergegas" katanya sambil tersenyum sembari menyapa seseorang yang melihat kearahnya dengan penasaran.

Hendak kemana kah Engkau! sepertinya kau sedang linglung,apa gerangan yang membuat mu murung?Ujar orang itu meneriaki nya dari jarak dekat.

" Tidak! aku baik-baik saja, hanya saja aku sedang merangkai masa depanku dalam benak.

Apa?? kau bercanda?merangkai katamu! masa depan bukan untuk dirangkai dalam benak tapi bertindak sembari kau tulis dalam daily nasihat mu. Kata bijak orang itu terlihat membuka beberapa sistem pemikiran nya yang mulai kaku karna dimakan waktu. Ternyata ada sedikit senyuman terlihat darinya,.

"Baiklah, Akan kulakukan nanti!".ujarnya menjawab pemuda itu.

Nampak dinding rumah-rumah itu masih bagus namun juga terlihat kusut dengan debu dan sarang laba-laba yang mengelantung disudut ruangan itu.

Diraih sapu yang ada disudut lemari juga tidak jauh dari tempat berdiri. Lagi-lagi perempuan muda itu penuh tanya " bagaimanakah aku nanti, seperti apakah aku rangkai masa depanku? Apakah dengan ketakutan? Ataukah dengan sikap nekat penuh kebimbangan?? , sepertinya mustahil bagiku untuk sekedar mendekati citaku.hmm,, sudahlah!

Terdengar suara panggilan keras dari seorang ibu yang meneriaki anaknya dari luar, " irana, irana, kemari! Ucap ibu tersebut yang duduk sambil mengunyah pinang dan sirih yang telah memerahkan bibirnya. 

"Iya, ma. Ada apa". Sahut si perempuan itu yang beberapa menit lalu memegang sapu, namanya adalah irana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun