Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia.
Business inquiry? WA 081808514599
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
"Tapi kalau dibilang mereka sengaja direkrut dan ditempatkan di sini, bukan yah.. Tidak mungkin perusahaan melakukan itu. Memang kebetulan saja mereka datang dan ikut-ikutan menggarap. Tak mungkin kita usir. Dulu sudah kita coba menegur, ya hasilnya hilang kalau kita datang, tapi malamnya kita pulang, mereka datang menggarap lagi," Kata Pak Saefudding sambil tertawa lebar.
"Kita juga harus memahami karakter Suku Asli di sini. Bagi mereka sudah menjadi adat istiadat kalau kebutuhan sehari-hari itu harus ditanam sendiri. Harus berladang lah intinya," tambahnya lagi.
Dok. pribadi
Mendengar penjelasan Pak Saefuddin, saya terkagum-kagum. Memang tumpangsari yang terjadi di sini sebenarnya bukan hal yang disengaja. Lebih kepada upaya mereka untuk menghormati Suku Asli setempat. Tapi saya rasa ketidaksengajaan itu berbuah hal positif dan perlu didukung, bukannya dilarang atau ditegur oleh manajemen PTPN VIII yang memiliki lahan ini. Toh kegiatan mereka tidak secara signifikan mengganggu sawit yang ada. Malah meringankan kerja perawatan dan pembersihan lahan.
Dok. pribadi
Seusai percakapan itu, saya pamit kepada Pak Saefuddin untuk pulang dan menuliskan pengalaman luar biasa ini. Memang akhirnya saya gagal menemukan kebun sawit rakyat di Malingping. Tapi tersesat di Jalupangmulya malah membuat saya mendapatkan pengetahuan baru bahwa perusahaan pengelola sawit sebesar PTPN VIII pun memperlihatkan impian tumpang sari pohon sawit dengan tanaman lain adalah hal yang mungkin, walaupun bukan berasa dari kesengajaan.
Sebuah upaya tumpang sari yang insidensial, dan patut dipuji dari PTPN VIII.