Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Lombok Katokkon Toraja, yang Pedasnya Luar Binasa

15 Oktober 2019   12:14 Diperbarui: 17 Oktober 2019   01:24 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daging yang digunakan bisa bervariasi, babi, ayam, ikan, hingga kerbau. Namun bagi masyarakat setempat, pa'piong lebih akrab menggunakan daging babi. 

Pa'piong baru dianggap selesai dimasak setelah 1-2 jam dan batang bambunya menghitam, yang kemudian dipecahkan dan bagian dalamnya dinikmati.

Setelah kenyang makan pa'piong, saya memutuskan tidur hingga pagi hari. Benar saja, hujan turun dan seisi kamar jadi dingin. Maklum daerah Karrasik ini ada di tepi perbukitan. Anginnya dingin menusuk badan. Brr...

Pagi hari sambil check in ulang, saya pamit sebentar menitipkan kunci untuk berjalan ke arah Pasar di pusat kota Rantepao yang terbelah oleh Sungai Sa'dan. Di sini tampaknya orang-orang lebih tergila-gila dengan baju dan oleh-oleh kerajinan tangan, karena agak sulit mencari warung makanan. 

Beruntung saya menemui sebuah Warung Dangkot Bebek 99. Di sini sebenarnya menjual berbagai masakan yang sepertinya terpengaruh oleh kuliner Makassar. 

Namun saya baca di Google, setiap daerah di Sulawesi punya versi dangkot bebeknya sendiri-sendiri. Dangkot dari Toraja termasuk yang paling pedas.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Apa itu Dangkot? Setelah saya coba secuil masakan berwarna hijau muda ini, ternyata mirip dengan itik cabe hijau yang biasa dijual di warung RM Padang yang berjejer di Atrium Senen. 

Tapi bedanya dengan masakan minang, dangkot lebih tidak berminyak dan paduan sereh, jahe, dan kunyit membuat baunya lebih harum Namun dari segi rasa ya sama saja.

"Tambah nasinya, Bu," Ibu-ibu penjaganya sampai senyum-senyum sendiri melihat saya makan nambah hanya untuk sarapan. Memang dalam keadaan dingin, nafsu makan jadi lebih besar.

Semakin ke arah dalam pasar, semakin ramai ibu-ibu Toraja yang menjajakan kain dengan warung lesehan. Saya menemukan kain ikat tipis dengan harga murah di sini. 

Tapi yang menjadi buruan utama saya adalah Lombok Katakkon, yang kemarin diceritakan oleh Zed Parentha. Ternyata cabe jenis ini baru dijajakan menjelang siang, sekitar pukul 10:00 di bagian belakang pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun