
"Daerah ini baru mau direnovasi jadi tempat tempat wisata yang bagusan," jawab Ibu-Ibu pedagang ikan bakar saat saya tanyakan apakah tidak ada penginapan di sekitar sini.Â
"Saya sih senang aja kalau ada kesempatan bangun tempat menginap atau hotel. Tapi takutnya nanti ada penataan, rugi kalau dibangun Cuma buat digusur lagi," Keluhnya.Â
Ini mungkin juga bisa menjelaskan mengapa sebagian waduk ini terlihat kumuh, belum terlalu dirawat oleh warga sekitar. Potensi wisata Waduk Cirata mungkin selama ini belum disadari. Jangankan tempat menginap, wc umum yang layak pun belum banyak tersedia.

Karena itulah saya kemudian memutuskan meminta izin kepada ibu-ibu pemilik warung lesehan ikan yang tidak bernama, untuk tidur di warungnya hingga menjelang subuh. "Ya boleh saja, silakan. Tapi di sini dingin dan banyak nyamuk, tidak apa-apa?"Â
Tanyanya. Karena itu sekalian saya pesankan minuman dan lotion penolak nyamuk di warungnya. Lumayan bisa menikmati suasana senja hingga dini hari di tepian waduk yang indah.


Saya hanya memotret hingga pukul 5:15, padahal sunset terbaik biasanya dimulai pukul 5:30 hingga 6:00. Jadi saya putuskan menginap, menunggui matahari terbit keesokan harinya.
"Minta ikan bakarnya ya Bu!", pinta saya.