Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengajak Kampret Bergabung ke Barisan Cebong dan Ciptakan Kebaikan? Bisa

2 Oktober 2018   16:42 Diperbarui: 2 Oktober 2018   16:45 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Waah.. cakep ini idenya," Pikir saya. Sosok Jokowi dan Ma'ruf Amin tak perlu terlalu dimirip-miripkan. Cukup sosok seorang santri kurus bersarung, menyajikan kopi ke Kyainya. Kita namai KOEPI Santri karena nanti sebagian keuntungannya disumbangkan ke pesantren. Tidak pun sukses secara komersial, kita sudah bisa membantu para santri untuk jadi hidup modern, dan petani juga tertolong karena kopinya kita beli dengan harga pasar. Plus gambar subliminal kyai dan santrinya yang hormat dan sopan bisa menyebar ke mana-mana, hahahaha.

Kita bersepakat. Saya mengembangkan kopi santri, Mas Himawan akan dibayar royalti, walau tak banyak untuk idenya. Masih panjang strategi yang kita lakukan, termasuk bermimpi ini bisa diekspor ke luar negeri. Tapi satu per satu dululah, ramaikan dulu di online, baru nanti buru pasar luar negeri.

Tapi lagi-lagi sebagai seorang Minang, tidak mudah bagi saya untuk percaya orang. Berpartner harus diuji dulu, setia dan mau bersusah payah atau tidak. Maka iseng suatu malam tanggal 12 September, saya WA Mas Himawan.

sungai-citarum-3-5bb32c2f12ae946df630fce5.jpg
sungai-citarum-3-5bb32c2f12ae946df630fce5.jpg
"Ke Bandung yuk, lihat Citarum dibersihkan Pakde," ajak saya. Mas Himawan bingung karena waktu itu sudah mendekati dini hari. Hahaha. Tapi luar biasa, dia mau saja dan mengatakan mau minta izin istrinya dulu. Sayang izin tak didapat. Namun ia berjanji akan menyusul pagi harinya naik bus.

Saya terus nyetir sampai Cieunteung, menyaksikan pembangunan waduk retensi untuk mengurangi efek banjir Sungai Citarum yang rutin terjadi. Pendekatan Jokowi dan Pemprov yang baik membuat banyak warga dengan kerelaan membongkar rumahnya sendiri yang menyesaki dan menyebabkan banjir tahunan. Di sana ada sinyal 4G yang memungkinkan saya siarkan LIVE. Berbagai pujian datang atas project ini. Lalu siangnya lanjut ke arah timur untuk menyusuri Sungai Citarum ke arah hulu. Saat itulah Mas Himawan muncul.

salak-3-5bb32ce4677ffb78b12c9775.jpg
salak-3-5bb32ce4677ffb78b12c9775.jpg
Di tengah perjalanan dari Jogja ke NTB dan balik lagi ke Jakarta, saya menyempatkan diet frutarian beberapa hari. Akibatnya banyak sekali biji yang tersisa, dan saya simpan di dalam mangkuk lembab dengan lembaran tisu yang dibasahi. Sekitar tiga hari setelah saya sampai di rumah kembali, biji-biji tersebut sudah mulai berkecambah dan meninggi. Mulai dari biji alpukat, salak, labu, hingga sawi.

citarum1-1-5bb328eaab12ae2144697fd7.jpg
citarum1-1-5bb328eaab12ae2144697fd7.jpg
"Kita tanam yuk di pinggiran Sungai Citarum, nanti kita videokan dan ucapkan selamat bekerja kepada Kang Ridwan Kamil," ajak saya kepada Mas Himawan. Lagi-lagi ia setuju saja. Maka video itu dibuat dan dimention ke Kang Ridwan Kamil yang baru saja dilantik pagi harinya.

Capek, penat, lapar menyerang kami karena hari itu matahari terik sekali memanggang pinggiran Sungai Citarum. Kaki saya yang masih bengkak sisa nyetir dari NTB, bertambah kesakitan.

Tapi yang penting poin kritik kita yang pertama kali, supaya Kang Ridwan Kamil fokus membenahi dan memberikan edukasi kepada warga supaya sadar memelihara kebersihan Citarum, tersampaikan.

Soalnya percuma kan, Pakde Jokowi mengerahkan tentara dan relawan untuk membersihkan Citarum, kalau akhirnya ditumpuki lagi oleh sampah warga. Soalnya dalam sekejap terjadi lagi pendangkalan, yang membuat potensi banjir kembali mengancam warga walaupun sungainya baru saja dikeruk.

Balik ke Jakarta habis makan baso, kita bicara banyak di mobil. Mulai dari cara mendekati pasukan kampret, tentang peluang bisnis #KOEPISantri, hingga event yang bisa kita adakan untuk mengangkat pedagang dan pengrajin kecil. Nantilah kalau sudah ada modal dan waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun